Sukses

Menaker: Magang itu Keren, Bukan Second Class

Dengan demikian, pemagangan benar-benar menghasilkan tenaga kerja yang terampil, dan mendapatkan pekerjaan layak.

Liputan6.com, Jakarta Program pemagangan kerja menjadi salah satu skema yang dilakukan pemerintah sebagai upaya meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Pemagangan menjadi jalan cepat menciptakan tenaga kerja terampil.

Oleh karena itu, pemerintah besama dengan Komite Vokasi dan kalangan industri terus memperbaiki sistem pemagangan. Dengan demikian, pemagangan benar-benar menghasilkan tenaga kerja yang terampil, dan mendapatkan pekerjaan layak.

"Jadi, kepada anak muda kita bisa bilang, magang itu keren! Bukan lagi menjadi second class. Tapi sama dengan sekolah dan kuliah,” kata Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri saat menghadiri Rapat Koordinasi Komite Vokasi Nasional dan Komite Vokasi Daerah Program Pelatihan Vokasi di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Kamis (29/3).

Oleh karenanya, Menaker menegaskan agar pemagangan benar-benar membuat role model (contoh) yang bagus dalam pemagangan, baik secara kualitas maupun jumlah yang signifikan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.

Program pemagangan yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Kamar Dagang dan Industri, didesain secara serius untuk menghasilkan pekerja terampil. Peseta magang berdasarkan jabatan tertentu, untuk mendapatkan keahlian tertentu dengan pendampingan mentor yang telah disediakan perusahaan. Pemagangan diakhuri dengan uji kompetensi. Selama magang, peserta juga akan mendapatkan upah.

Diantara praktik baik pemagangan adalah yang dilakukan PT Toyota Motor Indonesia. Si perusahaan yang berbasis di Karawang ini, sejak dicanangkan program pemagangan nasional tahun akhir tahn 2016, telah menyelenggarakan empat angkatan. Lama magang selama enam bulan. Sebagian pesertanya diterima kerja di perusahaan tersebut.

“Alhamdulillah saya diterima kerja di Toyota,” kata Abdul Kholiq asal Karawang yang bekerja pada bagian pengelasan. Ia sudah dua bulan bekerja untuk masa kontrak dua tahun.

Pengakuan serupa disampaikan Tajudin yang bekerja pada bagian pengecatan. “Setelah magang enam bulan, ikut uji kompetensi, kini saya bekerja di sini,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Toyota, adalah contoh dari keberhasilan program pemagangan nasional. Menaker berharap, cobtoh baik tersebut ditiru oleh perusahaan lain.

 

(*)