Sukses

Menteri Basuki Tinjau Bendungan Bendo di Ponorogo Berdaya Tampung Air 43 Juta Meter Kubik

Menteri Basuki saat meninjau pembangunan Bendungan Bendo di Ponorogo yang punya daya tampung air 43 juta meter dan investasi sekitar 700 Miliar.

Liputan6.com, Jakarta Pasca peresmian Jalan Tol Ngawi-Kertosono, ruas tol Ngawi-Wilangan hari kamis lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono pada Jumat (30/3) meninjau 2 bendungan yang tengah dibangun, Bendo di Kabupaten Ponorogo dan Tukul di Kabupaten Pacitan.

Sesuai Nawacita Presiden Jokowi, untuk memenuhi ketahanan pangan dan air, pemerintah mencanangkan pembangunan bendungan untuk meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia. Pembangunan 65 bendungan menjadi Program Strategis Nasional Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

Menteri Basuki mengatakan Bendungan Bendo memiliki kapasitas tampungan air sebesar 43 juta meter kubik. Lebih besar dari kapasitas Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur (NTT) 14 Juta meter kubik yang baru diresmikan dan Tukul yang hanya sekitar 9 juta meter kubik.

"Ini bendungan cukup besar manfaatnya untuk suplai irigasi sawah-sawah seluas 7.800 hektar yang ada di Kabupaten Madiun dan Ponorogo," kata Menteri Basuki saat meninjau pembangunan Bendungan Bendo di Kecamatan. Sawoo, Kabupaten. Ponorogo, Jawa Timur.

Selain untuk irigasi, Bendungan Bendo juga bermanfaat untuk pengendalian banjir di kota Ponorogo dan Kabupaten Madiun. Bendungan dengan tinggi 71 meter ini membendung Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo).

Bendo juga mampu menyediakan air baku Air baku sebesar 780 liter/detik untuk domestik dan industri serta menjadi pembangkit listrik sebesar 4 MW.

"Targetnya tahun 31 Desember 2019 bisa diselesaikan. Bendungan ini bisa suplai listrik untuk Ponorogo dan memberi banyak manfaat untuk daerah sekitar. Air baku untuk Ponorogo, irigasi juga untuk Madiun," kata Menteri Basuki.

Pembangunan Bendungan sempat tertunda karena masalah tanah dan masyarakat yang dahulu tinggal di kawasan pembangunan. Selama hampir 5 tahun pengerjaan (Sejak kontak September 2013), progresnya sudah lebih dari 60 persen. Akhir tahun 2018 ini, ditargetkan sudah selesai hingga 80 persen sehingga tahun 2019 ditargetkan selesai 100 persen.

Bendungan Bendo sudah dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya, PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya (KSO) dengan nilai kontrak Rp 709,4 miliar.

Turut mendampingi Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala BBPJN VIII Ketut Dharmawahana, Kepala BBWS Bengawan Solo Charisal A. Manu, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.

 

(*)

Video Terkini