Liputan6.com, Bangkalan - Ketua KPK Agus Rahardjo menukil salah satu kisah Pangeran Diponegoro yang sarat contoh sikap antikorupsi. Ia menuturkannya di hadapan ratusan alumni Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Kabupaten Bangkalan, Madura, Sabtu (31 Maret 2018).
Agus menceritakan Pangeran Diponegoro menampar Patih Yogyakarta saat itu, Danurejo IV, dengan selopnya. Amarah Diponegoro itu, kata Agus, dipicu karena Danurejo berlaku korup dan menyalahgunakan kewenangan sebagai Patih.
Danurejo memutus suatu kasus berdasarkan upeti yang paling banyak diberikan oleh pihak yang berperkara. Saat Diponegoro mengetahui hal itu, dia langsung mengambil selopnya dan menamparkan ke wajah Danurejo IV.
Advertisement
"Kalau Anda mengikuti pemberitaan, mirip dengan kasus Pak Akil. Yang setorannya banyak yang menang," kata Agus, saat menghadiri Mubes 1 Alumni Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil (Asschol).
Menurut dia, cerita soal Diponegoro itu ia kutip dari buku Korupsi dalam Silang Sejarah Indonesia yang ditulis sejarawan Inggris, Peter Carey.
Agus merekomendasikan buku itu dibaca, karena isinya tak pernah diajarkan di bangku sekolahan. Peter Carey menulis buku itu setelah menerjemahkan babat Diponegoro.
"Dampak korupsi itu luar biasa. Di masa lalu, perang tidak dipicu karena tanah raja diambil kompeni. Tapi salah satunya karena korupsi," tutur Agus.
Lewat cerita itu, Agus berharap Mubes pertama alumni Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil menghasilkan program dan kebijakan yang antikorupsi.
"Kalau ada alumni pesantren jadi legislator, jadilah pelopor gerakan antikorupsi," kata dia.
Â
Islam Sangat Antikorupsi
Agus berpendapat ajaran agama Islam sangat antikorupsi. Pola pengamalannya pun tak susah, tinggal mengamalkan empat sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fathonah.
"Kalau sudah jujur dan amanah, orang pasti jauh dari sikap korup," kata dia.
Advertisement