Sukses

Ketum MUI Minta Prabowo Jangan Lempar Tuduhan Tak Jelas

Ketua Umum MUI menilai Prabowo Subianto hanya melempar tuduhan yang tidak jelas.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut elite di Jakarta membohongi publik. Ia menilai Prabowo hanya melempar tuduhan yang tidak jelas.

"Jangan lempar (tuduhan) gitu, yang kena siapa nanti. Ini saling tunjuk kita, oh kamu ya, oh kamu nanti, gitu. Jangan melempar tidak jelas," ujar Ma'ruf Amin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/4/2018).

Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama ini menekankan, Prabowo Subianto harus menyebut nama tokoh elite di Jakarta yang berbuat demikian. Sehingga tak ada spekulasi negatif yang nantinya menimbulkan kegaduhan nasional.

"Orangnya mana? tunjuk saja yang bohongi publik, mana gitu loh. Tunjuk nama, tunjuk hidung saja," ucap dia.

Ma'ruf menuturkan, berpolitik tidak harus ditunjukkan dengan pernyataan kontroversial. Idealnya, politisi hendaknya berpolitik dengan memaparkan program kerja.

"Makanya saya suka beliau Pak Jokowi, yang penting kerja tidak usah mengucapkan. Politik itu kan sebaiknya tidak diucapkan tetapi dilaksanakan, dikerjakan, jadi kerja kerja kerja. Jangan bikin statement yang bikin gaduh aja," ujar Ma'ruf Amin.

2 dari 2 halaman

Elite Tobat

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut 80 persen kekayaan negara dikuasai hanya satu persen golongan. Dia juga mengatakan setelah sekian lama merdeka, bangsa Indonesia tidak menikmati kekayaannya.

"Kita termasuk bangsa yang lengah dan tidak waspada terutama elite kita. Terus terang saja minta ampun. Saya kapok dengan elite Indonesia," kata Prabowo saat berorasi di hadapan ribuan warga Depok, Minggu (1/4/2018).

Ia pun tak menampik dirinya menjadi bagian elite Indonesia. Namun, Prabowo menegaskan dirinya berbeda dengan kaum elite lain. "Saya elite tetapi sudah tobat," ia berujar.

Baginya, membela kepentingan rakyat maka berarti harus memihak.

"Kalau menyangkut kepentingan bangsa, tidak ada kata netral, harus memilih. Harus memihak pada bangsa sendiri," kata Prabowo.

Reporter : Titin Supriatin.