Sukses

Peter Sahanggamu Tak Jemu Belajar Fisika

Agustinus Peter Sahanggamu menyabet medali emas dan The Best Theoritical Result Olimpiade Fisika Internasional ketiga di Singapura. Prestasi ini mendongkrak gengsi siswa Indonesia di Asia.

Liputan6.com, Jakarta: Indonesia boleh berbangga memiliki Agustinus Peter Sahanggamu. Pelajar kelas tiga Sekolah Menengah Umum Negeri 78 Jakarta ini baru saja meraih medali emas dalam Olimpiade Fisika Asia (OFA) ketiga di Singapura. Cowok kelahiran 1 Agustus 1985 itu juga menyabet penghargaan The Best Theoritical Result dan mengungguli 120 siswa SMU dari 15 negara di Asia dalam kompetisi sains bergengsi tersebut.

Agaknya, matematika dan fisika sudah menjadi kehidupan remaja yang gemar melahap buku-buku matematika dan sains ini. Selama ini, Peter bersama teman-temannya terus berlatih mengerjakan soal-soal di pusat latihan sejak pukul 08.00-12.00 WIB dilanjutkan dengan makan dan istirahat siang. Kemudian, mulai latihan lagi hingga pukul 17.00 WIB. Meski begitu, Peter mengaku tak pernah bosan menghafal dan menghitung rumusan yang banyak dibenci pelajar seusianya. "Belajar nggak bosan karena setiap Minggu pulang ke rumah," ujar cowok yang terkesan pelit bicara ini kepada Ira Koesno dalam dialog Liputan 6 SCTV, Sabtu (18/5) siang.

Dalam olimpiade yang berlangsung 6-14 Mei tersebut, para peserta diuji pengetahuan fisika teori dan praktik selama dua hari. Soal-soal yang dites setara dengan pertanyaan untuk program sarjana dan pascasarjana jurusan fisika. Tim Indonesia diwakili tujuh pelajar. Mereka adalah Evelyn Mintarno, Widagdo Setiawan, Fadjar Ardian, dan Christoporus Hendriks, Rangga Perdana Budoyo, Fachrian Adi Nugroho, dan Peter.

Peter berhasil mengumpulkan poin tertinggi pada uji Fisika Teori yakni 28,1 poin dari maksimum 30. Namun, gagal di Fisika Eksperimen. Pria yang bercita-cita menjadi ilmuwan ini hanya mengantongi nilai 7,9 dari maksimum 20 poin dari karegori tersebut. Pelajar yang memiliki 1Q 142 itu mengaku baru mengenal alat praktik tersebut sehingga menghabiskan waktunya untuk mengukur dengan perangkat baru itu. Kelemahan itu akan diperbaiki. Maklum tahun silam, pelajar yang kepincut matematika dan fisika karena pengaruh ayahnya, Anton Sahanggamu, guru matematika ini, tak dikirim ke Olimpiade Fisika Internasional di Turki karena belum matang dalam fisika eksperimen.

Prestasi langganan juara kompetisi matematika dan fisika nasional ini tak ayal mendongkrak gengsi siswa Indonesia di kawasan Asia. Begitu tiba di Tanah Air, Menteri Riset dan Teknologi Hatta Radjasa langsung mengalungkan bunga pada Tim Indonesia di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sebelumnya, Indonesia juga mendulang medali emas lewat I Made Aghus Wirawan meraih emas dalam Olimpiade Fisika di Padova, Italia.

Jika tak memelototi buku, pengidola Albert Einstein ini menghabiskan waktu senggangnya dengan bermain komputer, tenis meja, dan menonton televisi. Di training center, dia dan kawan-kawan juga diberi kesempatan untuk rekreasi. "Kita jalan-jalan," ujar dia, tersenyum.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini