Sukses

Underpass Matraman Semrawut, Penumpang Transjakarta Turun

Macet terjadi akibat adanya rekayasa lalu lintas seiring dibukanya underpass Matraman.

Liputan6.com, Jakarta - Underpass Matraman mulai dibuka hari ini. Proyek yang semestinya mengurai kepadatan ini, justru menyebabkan kemacetan luar biasa di kawasan sekitarnya.

Macet terjadi akibat adanya rekayasa lalu lintas seiring dibukanya underpass Matraman, khususnya di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, yang awalnya satu arah kini menyempit akibat dibagi menjadi dua arah.

Kemacetan parah di Simpang Tambak yang diikuti bisingnya suara klakson serta teriakan umpatan dari pengendara pun menjadi tak terbendung.

Masyarakat pengguna moda Transjakarta pun tidak luput menjadi korban. Akibat kemacetan parah, sejumlah pengguna Tranjakarta harus turun di tengah perjalanan.

Seperti yang dialami Lauren (19), pengguna Tranjakarta dari arah Rawamangun ke Palmerah, akhirnya terpaksa turun di dekat Matraman karena waktu tempuh yang sangat lama.

"Memutuskan turun, aku jalan dari jam 8 sampai (sini) jam 9 atau setengah 10, biasanya cuma 45 menit, mau kuliah," ucap Lauren, Selasa (10/4/2018). 

Menurut Lauren, akibat kemacetan underpass Matraman ini, bahkan terdapat bus Tranjakarta yang kosong penumpang.

"Di busku yang turun enggak nyampe 10, tapi bus-bus lain ada yang sampe kosong," ujarnya.

Lauren pun memutuskan pergi ke kampusnya di kawasan BSD Serpong menggunakan moda transportasi lain, yakni kereta api. 

2 dari 2 halaman

Beralih ke Ojek

Kejadian yang sama juga terjadi pada seorang pegawai swasta bernama Abe (27). Abe yang mengaku tidak tahu asal mula datangnya macet ini pun dibuat bingung dengan waktu dan jarak tempuh ketika berada di Transjakarta menjadi sangat lama.

"Enggak tahu kenapa, disuruh turun, kalau buru-buru katanya turun aja, kalau darurat boleh turun, biasanya enggak seperti ini," ucapnya.

Akibat sempat terjebak macet hampir satu jam di dalam Transjakarta yang ditumpanginya, pegawai swasta yang berangkat dari arah Pusat Grosir Cililitan (PGC) menuju tempat kerjanya di daerah Duku Atas itu pun akhirnya memilih transportasi lain, yaitu ojek.

Polisi maupun Dishub terus berjaga guna membantu mengurai kemacetan. Kemacetan diperkirakan terjadi sekitar 6 km hingga ke Jalan Pemuda, Jakarta Timur, dekat Universitas Negeri Jakarta.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: