Sukses

&quotJelangkung&quot Gentayangan di AS

Membuat "Jelangkung" dikenal penonton asing cukup sulit. Karena itu remake-nya alot, lantaran jelangkung hanya ada di Indonesia. Karya Rizal Mantovani lain ikut dilirik produser Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta: Jelangkung... jelangkung... jelangkung... datang tak dijemput, pergi tak diantar. Kutipan mantra itulah yang menghipnotis para pecinta layar lebar di Tanah Air. Kesuksesan Rizal Mantovani dan Jose Purnomo membidani film berdurasi 102 menit itu dilirik Miramax, studio besar di Hollywood, Amerika Serikat. "Saya baru seminggu pulang dari sana," kata Rizal saat berdialog dengan reporter Nunung Setiyani di Studio Liputan 6 SCTV Jakarta, Ahad (19/5) siang. Rupanya, ia dan Jose sibuk me-remake Jelangkung dengan casting para pemain bule bersama Dimension Studio, anak perusahaan Miramax.

Kini, kedua sutradara muda tadi sedang mencari writer untuk menulis naskah film Jelangkung. Mereka juga sibuk mencari lokasi syuting di dua kota yang berbeda. "Kami bolak-balik nyamain remake dengan mereka," ujar pemilik rumah produksi Avant Garde itu.

Rizal mengaku, agar tak sulit menerjemahkan jelangkung di Negeri Paman Sam, dia menstimulannya dengan kegemaran seorang mahasiswa terhadap musik Afrika yang juga terkesan mistis. Maklum saja, permainan memanggil setan ala jelangkung tadi, hanya ada di Indonesia. "Angker Batu-nya juga bakal di-setting di sana. Biar pas dan enak ditonton," tutur sutradara sejumlah video klip ini.

Belakangan, sembari menuntaskan remake Jelangkung, penggemar tokoh Superman itu mengaku juga tengah "berjualan" ke sejumlah agensi besar di AS. Buktinya, beberapa film karya pria yang gemar bertopi itu mulai dilirik DreamWorks Studio. Dia juga ditawari membuat film yang bertema horor dengan latar belakang kehidupan masyarakat Amerika. Wah!(KEN)
    Produksi Liputan6.com