Liputan6.com, Jakarta - Hari ini tepat 1 tahun sejak penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diserang dalam perjalanan usai menjalankan shalat Subuh dari Masjid Jami Al Ihsan, Kelapa Gading Jakarta Utara, yang tak jauh dari kediamannya, 11 April 2017 lalu.
Secara tiba-tiba dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor menyiramkan cairan kimia tepat di wajah Novel. Kejadian berlangsung sangat cepat, Novel pun tak sempat menghindar. Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyerangan itu terjadi.
Novel yang saat itu tengah menjadi Kasatgas e-KTP itu langsung dibawa ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng Jakarta Pusat, untuk perawatan dengan alat yang lebih memadai.
Advertisement
Di hari penyerangan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun langsung membentuk tim khusus yang terdiri dari tim Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya dan Mabes Polri. Tito berharap Satgas itu diharapkan dapat menangkap pelaku dan menguak motif di balik tindakan brutal itu.
Â
Berobat Hingga ke Singapura
Keesokan harinya, Novel dibawa ke rumah sakit di Singapura. Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan Novel dibawa ke Singapura untuk menjalani pemulihan dengan peralatan yang lebih canggih.
Pihak kepolisiaan mulai memeriksa para saksi untuk mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel. Hingga enam bulan pasca kejadian itu, polisi telah memeriksa 60 saksi dan mengumpulkan 400 rekaman CCTV dari lokasi penyerangan dalam radius 500 meter.
Pada November 2017 pun, polisi resmi merilis dua sketsa wajah terduga pelaku teror Novel Baswedan. Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz mengungkapkan sketsa tersebut dikumpulkan penyidik dari pemeriksaan terhadap 66 saksi. Namun, hingga saat ini, pelaku tak kunjung ditemukan.
"Yang pertama itu kita ketahui dari saksi S. Dan kedua, kita dapat info dari SN," ujar Idham Azis dalam konferensi pers di Gedung KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat 24 November 2017.
Â
Advertisement
Tim Gabungan Pencari Fakta
Desakan untuk membuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap kasus tersebut terus mencuat. Sementara, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku pihaknya menemukan sejumlah kendala untuk mengungkap kasus penyerangan itu.
Jenderal bintang dua itu memastikan, Polri belum menyerah mengungkap kasus penyerangan Novel ini. Hingga saat ini, penyidik masih terus bekerja untuk membuat terang kasus tersebut.
Di sisi lain, Presiden Jokowi memastikan dirinya terus minta Tito menuntaskan penyidikan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan. Jokowi bahkan siap melakukan langkah lain seandainya Polri angkat tangan dalam pengusutan kasus ini.