Liputan6.com, Jakarta - Berbagai macam medan operasi pertempuran sudah menjadi asam garam bagi Abdullah Mahmud Hendropriyono (73). Namun, pertempuran mengantar PKPI untuk menjadi peserta Pemilu 2019 bisa menjadi palagan terakhir purnawirawan jenderal Angkatan Darat ini. Dia tidak ingin kembali mengarungi politik praktis.
"Enough is enough," kata Hendropriyono saat ditemui di kediamannya di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2018).
Baginya, berkecimpung di dunia politik di tiga presiden; era Presiden Soeharto, Habibie, dan Megawati, sudah cukup.Â
Advertisement
"Masa saya mau terus-terusan, nanti diberhentikan Tuhan. Dan ini sudah waktunya berhenti dari politik praktis," seloroh Hendro.
Alasan lainnya, Hendro ingin kembali dekat dengan sesama pensiunan jenderal yang dia rasa makin berjarak.
"Saya ingin dekat lagi dengan teman saya seperti dengan Pabowo, dengan SBY sebagai teman, dan bisa menasehati. Kalau saya berada di arena politik seperti mereka, bagaimana saya bisa menasehati," tutur Hendropriyono.
"Saya rasa sudah cukup berada di dalam dan sekarang berada di luar. Dan ingin dengan kawan-kawan saya ini dekat," dia menambahkan.
Bagi Hendro, kondisi politik saat ini cukup membuatnya heran. Sebab hanya karena berbeda partai bisa menimbulkan permusuhan.
"Saya heran juga, masak kayak gini. Mumpung saya masih sadar dan tidak pikun saya ingin mengabdi untuk negeri ini dan dekat dengan semua tokoh," kata Hendro.
Lalu, siapa calon yang akan jadi lokomotif PKPI selanjutnya?
Hendro menolak menyebut nama siapa kelak calon yang akan menjadi lokomotif PKPI. Namun, dia memberikan kriteria partai yang didirikan Try Sutrisno dan almarhum Edi Sudrajat haruslah orang muda. Siapa yang dinilai pantas, nantinya dibawa ke kongres.
"Sekarang waktunya generasi penerus yang pegang," kata Hendro.
Â
Langkah PKPI Pasca Kemenangan
Terkait kemenangan PKPI di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, kata Hendro, putusan tersebut menjadi amanah baru PKPI untuk meraup kemenangan di Pemilu 2019.
"Konsolidasi, di mana beberapa tempat kita yang lemah, itu relatif, ada yang kuat, ada yang lemah. Yang lemah itu, bongkar untuk kemudian kita perkuat. Yang penting adalah penampilan keluar. Itu saya harapkan, generasi muda PKPI itu muncul di depan. Yang tua bukan berarti hilang, di belakang," tutur Hendro.
"Saya bukan lagi orang dulu, harus ada regenerasi," ujar Hendro.
Terkait dukungan di Pilpres 2019, Hendro menegaskan partainya tetap mendukung Joko Widodo atau Jokowi memimpin dua periode.
"Kita ingin terus terang sasaran kita sudah jelas, bahwa partai ini mendukung jokowi dan kita ingin Jokowi kembali keposisi memimpin negara dan pemerintahan," jelas Hendro.
Advertisement