Sukses

Eks Menko Polhukam Nilai Pertemuan SBY - Wiranto Sah Saja

Pertemuan Wiranto dan SBY berlangsung di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat itu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu 18 April 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno menilai, pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Menko Polhukam Wiranto sah-sah saja. Pertemuan berlangsung di kediaman SBY di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu 18 April 2018.

"Enggak ada masalah," ujar Tedjo ditemui usai menjadi pembicara dialog kebangsaan "2019 Presiden Harapan Rakyat" di Jalan Buncit Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).

Tedjo mengatakan, bisa jadi pertemuan itu SBY- Wiranto membahas Pilpres 2019 dan kemungkinan koalisi Partai Demokrat dengan parpol pengusung capres petahana, Joko Widodo atau Jokowi. "Mungkin saja, saya kan enggak ikut, saya enggak tahu," ujar dia.

Ia mengatakan politik menjelang Pilpres 2019 masih cair. Berbagai kemungkinan masih bisa terjadi.

Karena itulah menurutnya tak masalah pimpinan parpol bertemu menteri, seperti Wiranto. Ia pun enggan menanggapi pertemuan itu sebagai bagian strategi SBY agar masuk dalam koalisi parpol pendukung Jokowi.

"Saya katakan politik itu cair. Yang tadinya kawan bisa menjadi lawan. Ini kan kita melihat situasi dari dulu seperti itu dan itu mungkin-mungkin saja hal itu terjadi (Demokrat koalisi dengan parpol pendukung pemerintah). Sah-sah saja dalam politik," kata Tedjo.

  

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Apa Isi Pertemuan?

Pertemuan dua mantan jenderal TNI ini dilakukan di kediaman SBY Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan. Sekitar pukul 10.30 WIB keduanya memulai pertemuan yang tertutup bagi pers tersebut.

Wiranto kemudian terpantau keluar pukul 11.49 WIB dengan menumpang mobil Toyota Innova berwarna hitam. Tak berselang lama, sekitar pukul 11.53 WIB, SBY juga keluar dari kediamannya. Dia langsung masuk ke mobil Velfire warna hitam. Tak ada keterangan apa pun yang keluar dari mulut keduanya.

Wiranto baru buka suara setelah disambangi di kantornya. Namun, tak banyak detail pertemuan yang diungkap. Bahkan, dia membantah kalau pertemuan sekitar satu setengah jam itu membahas konsolidasi politik dan peta koalisi jelang Pemilu 2019.

"Pak SBY itu, pertama beliau mantan presiden, maka kita dengarkan pendapatnya untuk masalah-masalah politik nasional. Kondisinya seperti apa, bagaimana kira-kira ke depan dan antisipasi beliau seperti apa. Saya dengarkan," jelas Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Rabu siang.

Selain itu, lanjut dia, SBY juga pernah menjadi bawahan dia saat menjabat Panglima ABRI yang bersama-sama mengelola keamanan nasional, sehingga layak untuk dimintai pendapatnya.

"Saya dulu kan pernah juga mengelola masalah keamanan nasional. Dulu saya menjadi Panglima ABRI, Beliau menjadi bagian dari ABRI, seorang Kepala Staf ABRI (tepatnya Kepala Staf Teritorial ABRI, jabatan pengganti untuk Kepala Staf Sosial-Politik ABRI), tentu juga punya pandangan tentang keamanan nasional," lanjut Wiranto.

 

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com