Liputan6.com, Jakarta Jelang pelaksaan Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta-Palembang mulai 18 Agustus mendatang, TNI dan Polri menggelar konsolidasi persiapan. Salah satunya dengan mengunjungi ulama dan tokoh masyarakat untuk memastikan stabilitas dan kondusivitas keamanan.
Setelah konsolidasi ke Aceh, Sumatera Utara dan Riau, kini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengunjungi Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga
Selain menggelar pertemuan untuk memperkuat soliditas TNI-Polri, Panglima TNI dan Kapolri juga menemui sejunlah ulama Sumatera Selatan.
Advertisement
"Salah satu bahasan penting dalam silaturrahim Panglima TNI bersama Kapolri dengan ulama Sumsel adalah terkait upaya menjaga stabilitas di tahun politik dan tahun Asian Games 2018. Panglima, Kapolri dan ulama Sumsel bertekad sukseskan Asian Games degan sama-sama menjaga stabilitas dan suasana kondusif," ujar Sekretaris Jenderal Pengrus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), Hery Haryanto Azumi, yang mendampingi Panglima TNI dan Kapolri, Sabtu (21/4/3018).
Ulama sekaligus Wakil Ketua Yayasan Masjid Agung Palembang, Drs. KH. Mal'an Abdullah, M.H.I mengaku senang dengan terselenggaranya silaturrahim tersebut.
Dia ingin supaya sinergi kebangsaan antara TNI, Polri dan ulama terus dilakukan. Sebab, semua punya tujuan dan harapan yang sama, yakni ingin mensukseskan segala pembangunan bangsa demi terciptanya kesejehtaraan bersama.
"Kami mengaku senang. Silaturrahim ini perlu terus berlanjut. Kita semua punya tujuan dan komitmen kebangsaan yang sama," ujar Drs. KH. Mal'an Abdullah, M.H.I.
Perlu Gotong Royong
Hal senada disampaikan mantan Rais Syuriyah PWNU Sumsel KH. Muhammad Mudarris. Ia ingin silaturrahim tersebut lebih intens dilakukan.
"Ini positif. Perlu secara intens dilakukan," kata KH. Muhammad Mudarris yang juga memimpin doa dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, Wakil Ra'is Syuriah PCNU Banyuasin, KH. Muhammad Yusuf mengatakan bahwa upaya mensukseskan segala agenda kebangsaan dan pembangunan perlu dikerjakan secara gotong rotong. Semua perlu bersinergi. Pemerintah butuh ulama dan ulama juga butuh pemerintah.
"Sinergi pemerintah dan ulama merupakan sebuah keniscayaan. Semua saling terkait. Pemerintah butuh ulama dan ulama juga butuh pemerintah," jelasnya.
Advertisement