Sukses

KPK: Perempuan Punya Peran Signifikan Cegah Korupsi

KPK berharap perempuan dapat berperan besar dalam pencegahan korupsi, khususnya membangun kesadaran dalam keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai perempuan punya peran signifikan untuk mencegah korupsi. Sebab, pendidikan antikorupsi lebih efektif ketika dimulai dari dalam keluarga.

"Peran perempuan sangat signifikan dalam upaya pencegahan korupsi. Pimpinan KPK pun satu orang perempuan dan tim penyidik dan jaksa penuntut umum, bahkan tim yang melakukan tangkap tangan cukup banyak perempuan," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Sabtu (21/4/2018).

Dia berharap perempuan dapat berperan besar dalam pencegahan korupsi, khususnya membangun kesadaran dalam keluarga.

"Pencegahan korupsi dimulai dari rumah misalnya peran seorang ibu sangat mungkin mempengaruhi keluarganya, suaminya, dan anak-anaknya sehingga diharapkan penanaman sistem nilai berjalan di keluarga," ucap Febri.

Menurut dia, korupsi saat ini tidak hanya dilakukan oleh laki-laki. Sejumlah kasus di KPK, melibatkan perempuan sebagai pelaku korupsi. Salah satunya, pada kasus suap APBD Perubahan Kota Malang tahun anggaran 2015. Pada kasus ini, KPK menetapkan calon Wali Kota Malang Yaqud Ananda Gudban sebagai tersangka.

"Bahwa ada cukup banyak perempuan yang kami proses. Tindak pidana korupsi dapat berakibat buruk pada perempuan atau anak dan distribusi kesejahteraan. Sejumlah kajian mengatakan, ada alokasi anggaran yang bila terdistribusi dengan baik bisa digunakan untuk anak-anak dan kaum perempuan," kata Febri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Saya Perempuan Anti Korupsi

KPK sendiri memiliki program yang menonjolkan perempuan dalam gerakan pencegahan korupsi. Salah satunya, "Saya Perempuan Anti Korupsi".

"Tapi isu yang paling penting dalam pencegahan tindak pidana korupsi adalah gerakan-gerakan yang perlu kita dukung seperti di KPK ada Saya Perempuan Anti Korupsi atau SPAK yang mendapat pernghargaan di internasional, dan pencegahan korupsi berbasis keluarga dimana peran ibu juga sangat penting," ujar Febri.

SPAK pada Desember 2017 lalu meraih penghargaan International Anti-Corruption Excellence Award (IACEA) kategori Anti-Corruption Youth Creativity and Engagement Award dari Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, emir Qatar. Penghargaan diberikan dalam peringatan Hari Antikorupsi Internasional pada Jumat, 8 Desember 2017 bertempat di Gedung PBB di Jenewa.

"Beberapa gerakan tersebut adalah inisiatif dari masyarakat sendiri yang meminta keterlibatan KPK. Kami tentu mendukung gerakan-gerakan yang berkembang di masyarakat dan kami fasilitas karena dapat menjadi sangat kuat dan positif untuk gerakan anti korupsi," ungkap Febri.

Hingga saat ini SPAK sebagai gerakan antikorupsi berbasis pendekatan keluarga telah melatih lebih dari 1.300 agen pembaru di 34 provinsi di Indonesia. Para agen SPAK tersebut bergerak secara kolektif meningkatkan kesadaran masyarakat.

Gerakan SPAK yang dimotori perempuan ini juga mendorong peran sentral perempuan dalam keluarga untuk menanamkan nilai-nilai dasar kejujuran, keadilan, kerja sama, kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kegigihan, keberanian dan kepedulian di dalam keluarga sebagai upaya mencegah perilaku korupsi.