Liputan6.com, Jakarta - PDIP meminta masukan dari tokoh agama untuk merampungkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Terorisme yang kini masih dalam tahap finalisasi di DPR. Tokoh agama itu antara lain Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mar'uf Amin.
Masukan tersebut nantinya akan menjadi bahan arahan atau instruksi DPP PDIP kepada Fraksi PDIP di DPR yang masuk dalam Pansus RUU Terorisme.
Baca Juga
"Sengaja dilaksanakan DPP PDIP untuk mendapatkan saran, pandangan, dari berbagai unsur masyarakat, stakeholders karena saat ini di DPR masih terus dibahas rancangan revisi UU Terorisme yang masuk tahapan finalisasi, dan butuh saran dari tokoh-tokoh agama," kata Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah saat membuka diskusi di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/4/2018).
Advertisement
Basarah mengatakan, saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan masuknya ideologi transnasional. Di sisi lain, berkembangnya paham radikalisme kerap menimbulkan kekerasan dan intoleransi.
Selain Ma'ruf Amin, dalam focus group discussion (FGD) yang bertema "Aktualisasi Nilai-Nilai Kebangsaan untuk Mencegah Penyebaran Paham Radikalisme, Pro Kekerasan, dan Intoleransi" itu, hadir juga Wakil Ketua DPR Utut Adianto, Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol Hamli, dan Direktur Intelijen Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Ibnu Suhendra.
"FGD ini akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat kami gunakan sebagai sasaran pijakan untuk terus mendarmabaktikan PDIP bagi bangsa dan negara melalui kelengkapan partai yang kami miliki, khususnya Fraksi PDIP yang bersama fraksi lainnya di DPR sedang membahas UU Terorisme," kata Basarah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hadapi Radikalisme
Ketua Komite Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP Risa Mariska berharap, diskusi dapat memberikan pencerahan dan menambah khasanah pengetahuan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menghadapi ancaman radikalisme.
"Mengingat fenomena yang berkembang sekarang banyak yang mengafirkan sesama muslim dengan cara-cara kekerasan yang bagi mereka ini adalah jihad," kata Risa.
Paham radikalisme, kata Risa, sangat mengganggu dan berpotensi merusak keutuhan bangsa Indonesia.
"Paham ini juga cikal bakal terorisme, masuk dalam sendi kehidupan karena mereka berbuat dengan mengatasnamakan agama," Risa menandaskan.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Advertisement