Sukses

Sandiaga: Penduduknya Padat, Jakarta Tertinggi Penderita TBC di Indonesia

Sandiaga Uno mencontohkan kawasan Johar Baru yang merupakan daerah terpadat di Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, Jakarta merupakan salah satu kota di dunia yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi. Ia mencontohkan kawasan Johar Baru sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat di Asia.

"Itu kecamatan Johar Baru adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat di Asia. India saja kalah sama Johar Baru," kata Sandi saat menjadi pembicara The 1st Public Health Meeting di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/4/2018).

Menurut Sandiaga, kepadatan penduduk di Jakarta pada malam hari mencapai 10 juta jiwa. Sedangkan siang harinya bisa bertambah 2 juta jiwa dikarenakan adanya aktivitas perekonomian.

"Berarti kepadatan penduduk kita 17 ribu per kilometer persegi. Sedangkan rekomendasi WHO kepadatan penduduk 9.600 penduduk per kilometer persegi," ucap Sandiaga.

Oleh sebab itu, kata dia, muncul sejumlah permasalahan yang kompleks di Jakarta. Satu di antaranya adalah masalah kesehatan.

"Kita ini almost twice. Makanya Jakarta paling tinggi penderita TBC di Indonesia, difteri sempat KLB (kejadian luar biasa) kemarin," tandas Sandi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

 

2 dari 2 halaman

JPO Berkonsep Zaman Now

Meski padat, Pemprov DKI Jakarta berusaha membuat Jakarta menjadi tempat yang nyaman bagi warganya. Salah satunya dari sisi fasilitas yang tersedia.

Pemprov DKI akan mengubah desain jembatan penyeberangan orang (JPO) di Sudirman-Thamrin. Gubernur Anies Baswedan mengatakan, perubahan itu memfasilitasi seluruh warga Jakarta termasuk penyandang disabilitas.

"Justru perancangannya mau diubah, supaya bisa memfasilitasi semua. Desain tentu kita ingin buat baik, bagus, hingga mencerminkan juga semangat Jakarta sebagai kota yang maju," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat (27/4/2018).

Senada dengan Anies, Wagub Sandiaga Uno mengatakan, JPO tersebut akan diubah menjadi JPO kekinian yang memuliakan pejalan kaki.

"Konsepnya kekinian, zaman now. Insyaallah bisa muliakan pejalan kaki," ujar Sandi

Sandi menyebut, JPO itu akan terintegrasi tidak hanya dengan bus rapid transit (BRT) melainkan juga MRT.

"Dinikmati pejalan kaki dan menyatu dengan layanan transportasi umum MRT nanti Maret 2019," kata dia.