Sukses

BMKG: Kabar Kembalinya Siklon Tropis Cempaka ke Indonesia Tidak Benar

Untuk saat ini, yang benar adalah siklon tropis Flamboyan, namun itu juga telah menjauh dari wilayah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa, tidak benar siklon tropis Cempaka kembali menyambangi Indonesia, apalagi mengarah ke wilayah Jawa. Menurut dia, tidak akan ada nama siklon yang sama terulang kembali. Dia pun menyatakan isu itu tidak benar atau isu hoaks.

"Nama siklon tidak akan terulang lagi. Katanya siklon tropis Cempaka bakal datang ke Jawa. Kami sudah keluarkan rilis yang membantah datangnya siklon tropis Cempaka," ucap Dwikorita, dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018).

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut menyebutkan, untuk saat ini, yang benar adalah siklon tropis Flamboyan, namun itu juga telah menjauh dari wilayah Indonesia.

"Yang bener siklon tropis Flamboyan, dan menjauh dari Indonesia," ujar Dwikorita.

Dia justru menyampaikan imbauannya kepada masyarakat agar mewaspadai potensi puting beliung ataupun hujan, kilat dan petir sebagai dampak dari fenomena alam saat ini.

"Kita harus waspadai puting beliung yang lokal yang radiusnya lebih kecil (dari siklon tropis)," katanya.

Untuk diketahui, pada November 2017 lalu sempat terjadi siklon tropis Cempaka di wilayah selatan Pulau Jawa. Adanya siklon tersebut menyebabkan hujan lebat dan angin kencang yang dapat memicu terjadinya banjir, genangan, longsor, pohon tumbang dan jalan licin dan jalan rusak.

Untuk saat ini, wilayah Indonesia baru saja disambangi oleh siklon tropis Flamboyan. Siklon yang datang ke Indonesia pada kemarin, Sabtu 28 April 2018 pada pukul 19.00 WIB tersebut dinyatakan oleh BMKG telah mengarah ke bagian barat ke luar dari wilayah Indonesia, pada hari ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Peningkatan Tinggi Gelombang

Meskipun telah menjauh, BMKG tetap memantau dan mengimbau agar masyarakat mewaspadai dampak yang ditimbulkannya, yakni peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah di perairan Indonesia yang dirincikan sebagai berikut:

Gelombang laut dengan ketinggian 1.25-2.5 meter di perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan perairan Enggano.

Gelombang laut dengan tinggi 2,5-4,0 meter di wilayah perairan selatan Jawa, Samudera Hindia, barat Lampung hingga selatan Jawa.