Sukses

MUI: CFD Ajang Silaturahmi, Jangan Dikotori Politik Praktis

MUI mengkritik insiden keributan dua kelompok yang terjadi di CFD atas nama perbedaan pilihan politik.

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganggap intimidasi yang terjadi di car free day (CFD), Minggu, 29 April 2018 sebagai tindakan keliru. Hal ini ditegaskan Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI Masduki Baidowi di Gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018).

Ia menegaskan, CFD merupakan ajang menjalin silaturahmi. "(Car free day) jangan dirusak oleh persoalan-persoalan politik praktis yang ujung-ujungnya itu nanti merusak persaudaraan kita," tegas Masduki.

Arena CFD kerap didatangi warga dari berbagai daerah, dari berbagai latar belakang etnis. Para pengunjung, menurutnya, harus menciptakan suasana nyaman.

"Kok tiba-tiba jadi enggak nyaman. Kan enggak benar itu," ujar dia.

Ia juga menyayangkan perilaku sekelompok orang yang justru mengatasnamakan Islam dan partai Islam. "Jadi kalau nilai Islam yang tinggi itu jangan direcoki emosi umatnya. Jadi Islam yang mulia itu ketutup. Enggak boleh itu," tegas dia.

Masduki mengingatkan seluruh umat Islam agar menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan merepresentasikan kemuliaan Islam dalam perilaku sehari-hari. Dengan demikian, Islam dan pemeluknya akan dipandang sebagai agama yang sejuk dan damai.

"Kalau kemudian implementasi umatnya itu atas nama klaim kebenaran Islam, tapi kelakuannya anti-Islam, berbahaya itu," kata Masduki.

 

2 dari 2 halaman

Bawa Mudarat

Menurut Masduki perilaku sekelompok orang yang kerap mengatasnamakan agama sebagai legitimasi perilakunya yang kerap membawa kemudaratan ialah bentuk kecerobohan. Perilaku itu tidak mencerminkan Islam, tapi emosi.

Masduki berharap, peristiwa serupa tak lagi terulang. Terlebih, arena CFD yang merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai latar belakang.

 

Reporter : Hari Ariyanti

Sumber : Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini