Liputan6.com, Tangerang - Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II (Persero), membantu proses evakuasi tergelincirnya pesawat Lion Air JT 892 dari Makassar ke Gorontalo pada Minggu, 29 April 2018.
Hal itu diungkapkan Erwin Revianto, Senior Manager Of Branch Communication and Legal Bandara Internasional Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II (Persero).
Baca Juga
"Tim PKP-PK kami turut dalam membantu peristiwa di Gorontalo dalam upaya cepat guna berdampak positif dalam mengevakuasi badan pesawat B 737-800, untuk memberikan perkembangan yang berarti di Bandara Djalaluddin Gorontalo," ujar Erwin, Senin (30/4/2018).
Advertisement
Personel PKP-PK Bandara Soekarno-Hatta datang dengan dilengkapi peralatan salvage, yang mampu memindahkan pesawat Lion Air ke lokasi aman dari daerah manouvering pesawat udara.
"Kami menerjunkan 12 personel dengan peralatan salvage yang memadai untuk dimaksimalkan dalam mengevakuasi badan pesawat," kata Erwin.
Dengan kedatangan personel PKP-PK Bandara Soekarno-Hatta, informasi yang didapat operasional penerbangan akan dapat normal kembali.
"Benar penanganan lebih cepat karena tim PKP-PK yang selalu berlatih dalam simulasi guna mengukur standar penanganan dalam keadaan darurat seperti halnya peristiwa di Gorontalo tersebut," ujar Erwin.
Sebelumnya, pesawat Lion Air tergelincir di Bandara Djalaludin Gorontalo pada Minggu, 29 April 2018 pukul 18.30 Wita. Hal ini diduga karena adanya kerusakan berat di bagian bawah dan roda depan pesawat.
Â
Â
Penumpang Kebingungan
Sebelumnya, ratusan penumpang di Bandara Djalaludin Gorontalo terlunta-lunta pascapenutupan bandara tersebut. Penutupan bandara imbas dari tergelincirnya pesawat Lion Air pada Minggu malam, 29 April 2018.
Sejak Senin pagi (30/04/2018), para penumpang telah berdatangan ke bandara karena tidak mendapat informasi bahwa bandara ditutup.
"Tadi kata petugasnya, nunggu pesawat dievakuasi dulu baru bisa terbang," kata Sugianti, penumpang Lion Air yang rencananya berangkat bersama suaminya ke Jakarta ini dari Bandara Djalaludin Gorontalo.
Seharusnya ia bersama suaminya berangkat sekitar pukul 06.00 Wita. Namun, informasi penerbangan dibatalkan baru diterima pukul 07.00 Wita.
"Tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Sudah di bandara baru diberi tahu jika hari ini bandara ditutup," ujar Rahman, penumpang lain.
Akibat pembatalan itu, ia mengaku terpaksa mengganti jadwal penerbangannya untuk 2 Mei 2018 berdasarkan saran dari pihak maskapai.
Roni Dalu, salah satu penumpang dari maskapai lain juga mengalami hal serupa. Dia pun bingung saat uang tiket mereka dikembalikan, namun dengan syarat akan dipotong 15 persen.
"Tadi saya minta dialihkan ke Manado, namun pihak maskapai tidak bersedia mengalihkan," ujar dia di Bandara Djalaludin Gorontalo.
Advertisement