Sukses

Kelompok LGBT Ikut Pawai Hari Buruh, Tuntut Kesetaraan Hak Bekerja

Bendera khas kelompok LGBT di pawai Hari Buruh, dibawa orang yang berafiliasi dengan gerakan serikat pekerja bernama SINDIKASI.

Liputan6.com, Jakarta - Ada pemandangan berbeda yang mencuri perhatian kala Hari Buruh 2018 di Jakarta. Bendera pelangi berkibar digelaran pawai May Day di ruas Jalan Thamrin hingga Medan Merdeka Barat.

Bendera khas kelompok lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) ini dibawa orang yang berafiliasi dengan gerakan serikat pekerja bernama SINDIKASI.

"Ya mereka adalah teman-teman perempuan LGBT yang didiskriminasi gender dan orientasi seksualnya, itu adalah momok menakutkan itu sendiri," kata Ketua SINDIKASI Ellena Erekahendy di Medan Jalan Merdeka Barat di sela pawai menuju Istana Negara, Selasa (1/5/2018).

Dia menjelaskan alasan merangkul kelompok LGBT dalam pawai Hari Buruh. Ellena mengatakan kaum LGBT terus dimiskinkan secara sistematik lewat perilaku diskriminatif di tempat kerja.

"Oleh karena itu, kami ingin menyuarakan agar mereka memiliki hak setara kepada teman LGBT, agar terbebas dari pelecehan seksual dan (bisa) diperlakukan seperti pekerja lainnya," ungkap Ellena.

Rudi, bukan nama sebenarnya, seorang LGBT yang mengaku kerap didiskrimasi di dunia kerja. Menurut dia, bekerja di sektor formal adalah hal mustahil baginya dan teman-teman LGBT.

"Saya sudah tahu seperti itu (akan didiskriminasi) lalu untuk apa mengambil risiko mencoba kerja di sektor formal," kata dia saat diwawancara Liputan6.com saat pawai May Day.

 

2 dari 2 halaman

Tak Dilindungi

Rudi geram karena tidak ada payung hukum yang melindungi hak pekerja kelompok LGBT. Ia menyatakan kelompok LGBT punya potensi yang sama dengan non-LGBT.

"Karena kami sebagai manusia kita sama, tidak melihat orientasi seksual karena itu bersifat pribadi dan tidak memengaruhi kinerja kami," ujar dia.

Rudi berharap, ke depan Indonesia bisa menyetarakan hak-hak mereka sebagai pekerja.

"Harapan di May Day, semoga pemerintah memperlakukan kita sebagai warga negara lain, karena kita sama, tidak melihat orientasi seksual," Rudi menutup.

Saksikan video pilihan di bawah ini