Liputan6.com, Jakarta - Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), kembali erupsi pada Rabu pukul 07.03 WIB.
Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi Sumbar yang berada di Kota Bukittinggi, Sumbar, mencatat tinggi kolom erupsi Gunung Marapi diperkirakan mencapai 4.000 meter dari puncak kawah.
"Asap teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan angin bertiup lemah ke arah tenggara," kata Petugas Pos PGA Marapi Sumbar Hartanto di Bukittinggi, yang dikutip dari Antara, Selasa (2/5/2018).
Advertisement
Durasi gempa yang terjadi tercatat selama 485 detik dengan amplitudo 10 milimeter.
Gunung Marapi sampai saat ini masih berstatus waspada (level II). Status sudah ditetapkan sejak Agustus 2011.
Dalam keadaan itu, masyarakat sekitar dan wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut tersebut.
"Hal itu mengingat kawah sebagai pusat letusan dan sumber keluarnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan," kata Hartanto.
Pernah Meletus
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengingatkan warga untuk tidak mendekati Gunung Marapi dalam radius tiga kilometer. Peringatan ini dikeluarkan setelah gunung tersebut mengalami erupsi pada Jumat, 27 April 2018, pukul 18.20 WIB.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Wahyu Bestari menyebutkan peringatan dan imbauan itu telah disampaikan ke sejumlah camat yang berada di kaki gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, yakni Kecamatan Sungaipua, Canduang, dan Baso.
Status Gunung Marapi dalam kondisi Level II atau Waspada karena pada Jumat sore lalu, gunung tersebut mengalami erupsi beberapa kali. Amplitudo erupsi ini hanya mencapai sembilan milimeter dan tergolong erupsi kecil dengan durasi 27 detik.
Dengan kondisi itu, BPBD Agam telah mengerahkan anggota Kelompok Siaga Bencana (KSB) di kecamatan tersebut. Selain itu, mereka menyiapkan anggota Satuan Tugas (Satgas) BPBD setempat dan anggota Pusdalops sebanyak 16 personel.
"Anggota Satgas dan Pusdalops ini akan turun ke lokasi untuk mengevakuasi warga apabila gunung mengeluarkan abu vulkanis dengan cukup tebal," ucap Wahyu di Lubukbasung, Minggu (29/4/2018), dilansir Antara.
Terkait jumlah warga yang tinggal di daerah rawan erupsi Gunung Marapi itu, Wahyu menambahkan, BPBD Agam belum memiliki data dan sedang menghimpun data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat lantaran sebagian warga yang memiliki kartu tanda penduduk di daerah itu.
Namun, sebagian warga itu tidak berada di kampung halaman mereka di kaki Gunung Marapi. "Berdasarkan data ini, kita bisa mengetahui berapa jiwa warga yang tinggal di daerah rawan erupsi gunung tersebut," katanya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement