Liputan6.com, Jakarta - Seluruh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar apel upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta. Dalam kegiatan itu, Mendikbud Muhadjir Effendy bertugas sebagai pembina upacara.
Memaknai Hardiknas, Muhadjir mengajak para guru atau pelaku kebudayaan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman khususnya memasuki Revolusi Industri 4.0 atau keempat. Revolusi Industri 4.0 bertumpu pada sistem dunia siber dan teknologi digital.
"Reformasi sekolah, peningkatan kapasitas dan profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir menjadi keniscayaan pendidikan kita," jelas dia, Rabu(2/4/2018).
Advertisement
Muhadjir juga mengajak mereka untuk meresapi makna ajaran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Karena itu ikatan pendidikan dan kebudayaan harus diperkuat sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran dan praktik pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara.
"Saya mengajak seluruh pelaku pendidikan dan kebudayaan agar dapat meneladani Ki Hadjar Dewantara dan menjadikan momentum peringatan Hardiknas ini untuk melakukan muhasabah, mesu budi atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan dan kebudayaan," paparnya.
Gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah harus diimbangi dengan pembangunan SDM yang terencana. Dengan membangun dan memperkuat infrastruktur, dapat menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan.
Muhadjir juga berjanji akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Dengan demikian wilayah-wilayah tersebut terintegrasi dan terkoneksi ke dalam layanan pendidikan dan kebudayaan.
Di acara Hardiknas ini, Mendikbud menyematkan penganugerahan Satya Lencana Karya Satya kepada ratusan pendidik. Puncak peringatan Hardiknas akan diselenggarakan di NTB pada 6-8 Mei dan rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo.
Â
Terima Kritik
Selain itu Mendikbud Muhadjir Effendy juga meminta jajarannya untuk menerima kritik terkait sistem pendidikan dengan lapang dada. Era keterbukaan sekarang ini, sesuatu yang dilakukan dengan benar atau keliru mudah diketahui publik.
"Hal yang tidak benar sering dikapitalisasi jadi berita dan hal yang benar agak sulit dijadikan berita baik karena ada idiom bad news is good news," jelas Muhadjir.
Karena itu Muhadjir meminta jajarannya menerima semua kritik untuk memacu kinerja menjadi lebih baik. "Apapun kita terima dengan lapang dada apapun kritik yang disampaikan pada kita terutama di jajaran Kemendikbud," pesannya.
Setiap kritik, lanjut Muhadjir, harus jadi bahan koreksi demi kemajuan pendidikan dan kebudayaan. "Koreksi apa yang dikritik. Kita luruskan dan lakukan demi kemajuan pendidikan dan kebudayaan dengan lebih baik," jelas dia.
Â
Â
Reporter : Hari Ariyanti
Sumber : Merdeka.com
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement