Liputan6.com, Jakarta - Acara pembagian sembako di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, meninggalkan duka mendalam bagi dua keluarga di Pademangan Barat, Jakarta Utara. Mereka sama-sama kehilangan anak tercintanya.
MJ (12) dan MR (10) diduga tewas akibat terinjak-injak saat mengantre di acara pembagian sembako. Buntutnya, keluarga korban pun membawa kasus ini ke ranah hukum.
Polisi pun membentuk tim kecil untuk menyelidiki kematian dua warga tersebut.
Advertisement
"Saya sudah bentuk tim, tim gabungan dari Jakarta Pusat dan Krimum untuk menyelidiki bagaimana latar belakang kasus itu," tegas Idham di Mapolda Metro Jaya, Rabu (2/5/2018).
Di balik meninggalnya dua bocah dalam pembagian sembako di Monas, ada sejumlah fakta yang dihimpun Liputan6.com. Apa saja?
Â
1. Polda dan Wagub Tak Sepaham
Polda Metro Jaya memastikan dua anak yang meninggal dunia di Monas, Sabtu, 28 April, bukan peserta acara bagi-bagi sembako yang dilaksanakan Forum Untukmu Indonesia (FUI).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, menyampaikan isu yang menyatakan dua anak ini meninggal karena mengantre sembako keliru.
"Tidak benar," ujar dia di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 1 Mei 2018.
Anak itu disebutnya meninggal karena suhu badan yang tinggi dan kekurangan cairan atau dehidrasi. Seorang anak lainnya yang berumur 11 tahun meninggal di RS Tarakan pada Minggu, 29 April 2018, pukul 05.00 WIB.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan, keduanya tewas lantaran berdesakan saat mengantre untuk mendapatkan sembako di acara yang digagas Forum Untukmu Indonesia (FUI). Hal ini diungkapkan Sandi usai mendapat laporan hasil pertemuan tertutup dengan pihak FUI dan Dinas Pariwisata dan Budaya DKI.
Â
Advertisement
2. Wagub Minta Maaf
Pembagian sembako gratis di acara pesta rakyat bertajuk "Berkarya dalam Harmoni" di halaman Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta, Sabtu siang, 29 April lalu diwarnai insiden berdesak-desakan hingga dikabarkan dua anak meninggal dunia.
Mengetahui kabar ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyampaikan permohonan maafnya. Dia menyebut dua anak yang tewas di Monas tinggal di Pademangan, Jakarta Utara.
"Negara juga menyesal, memohon maaf sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam kepada seluruh masyarakat Jakarta dan Indonesia. Karena mereka tidak mengantisipasi, jumlah yang datang lebih dari 300 ribu dan persiapannya tidak matang sama sekali," ungkap Sandiaga, Minggu, 1 Mei 2018.
Â
3. Laporkan ke Bareskrim
Roby yang diberikan mandat sebagai kuasa hukum keluarga dua orang anak yang meninggal dalam acara pembagian sembako di kawasan Monas, Jakarta Pusat, bertandang ke Bareskrim Mabes Polri, Rabu, 2 Mei 2018.
Roby melaporkan Ketua Panitia Forum Untukmu Indonesia, Dave Revano Santosa, dengan Laporan Polisi Nomor: LP/578/V/2018/Bareskrim, tanggal 2 Mei 2018. Dia dilaporkan dengan dugaan tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 359 KUHP.
Â
Advertisement
4. Orangtua Korban Pingsan
Komariah (49), orang tua dari MR (10), pingsan usai melaporkan Ketua Panitia Forum Untukmu Indonesia, Dave Revano Santoso, yang menggelar bagi-bagi sembako di Monas.
MR merupakan anak Komariyah yang meninggal diduga karena terinjak-injak saat ikut mengantre sembako dalam acara Forum Untukmu Indonesia di Monas pada Sabtu, 28 April 2018 lalu.
Komariah langsung dibawa ke ruang balai wartawan yang memang dekat dengan halaman depan kantor Bareskrim Polri. Saat digotong masuk ke dalam ruang balai wartawan, Komariah berteriak histeris menyebut nama anaknya yang meninggal.
"Rizky, Rizky, Rizky, mana Rizky," kata Komariah sambil menangis, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).
Selang 15 menit kemudian, Komariah kembali menangis dan berteriak secara histeris kembali memanggil atau menyebut anak bontotnya tersebut.
"Mana Rizky, Rizky, mana Rizky," ucapnya sambil menangis.
Beberapa orang yang menemani Komariyah langsung menenangkannya.
Â
Saksikan video menarik berikut ini: