Liputan6.com, Jakarta: Terminal biasanya identik dengan tindak kejahatan seperti pencopetan, penjambretan, pencaloan dan berbagai modus kejahatan lainya. Berbeda dengan terminal Rawamangun, meski tak pernah sepi penumpang, namun kondisi kemanan tetap kondusif.
Tak heran jika hari-hari biasa terminal ini selalu ramai penumpang. Terlebih pada hari-hari libur atau hari raya tertentu terminal yang terletak di Jalan Perserikatan No.1 Jakarta Timur itu juga selalu ramai. "Di sini tuh sejak dari dulu, alhamdulillah selalu aman, kondusif. Gak kaya di Pulogadung yang main tarik-tarik aja. Bahkan copet, jambret di sini jarang banget," ujar Kepala Terminal Rawamangun, Didi Sadiry, saat ditemui Liputan6.com di terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/8).
Didi mengatakan, untuk menciptakan kondisi seperti itu memang tidak mudah, namun Didi mengaku, kuncinya adalah sosialisasi. Baik dengan pihak kemananan setempat maupun perusahaan atau karyawan bus. "Misalnya kita kalau mau lebaran, kita Jauh-jauh hari sudah sosialisaikan bagaimana memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada para penumpang. Untuk lebaran ini, dua minggu sebelum hari H, kita sudah dua kali sosialisasi dengan para kemanan dan karyawan bus," ungkapnya.
Para penumpang umumnya hanya mengeluhkan soal keterlambatan keberangkatan. Tapi soal tindak kejahatan lainya, Didi kembali menegaskan, pihaknya jarang menemukan. "Paling penumpang hanya mengeluh soal jam keberangkatan yang kadang suka terlambat. Maklum, di sini kan termasuk terminal transisi, jadi kadang bis dateng terjebak macet di jalan. Jadi wajarlah. Atau paling penumpang ada yang ketinggalan barang. Tapi kalau copet, calo, jambret di sini jarang ada," tandasnya.
Untuk mengantisipasi penumpang arus mudik, Didi mengaku telah menyiapkan pos kemanan dengan 40 personil kemanan gabungan dari beberapa instansi diantaranya, Polisi, Dishub, Pramuka, dan Garnisum Ibukota.
"Itu mulai H-7 dan H+7. Tapi sejauh ini kondisi masih aman dan kondusif," pungkasnya. Selain kemanan, memasuki H-7 terminal ini juga dilengkapi dengan satu buah pos kesehatan yang dilengkapi dengan beberapa tim medis dan kendaraan ambulan. "Kita ada 24 tim medis yang terdiri dari 12 dokter, dan sisanya tim medis dan satu supir ambulan. Kita dibagi dua sift, pagi dan malam," ujar Desty Dharman, salah satu dokter yang bertugas di pos kesehatan terminal Rawamangun itu.
Umumnya dari tahun-tahun sebelumnya, para penumpang sangat jarang yang berobat ke lokasi pos kesehatan meskipun telah disediakan. "Rata-rata mereka sakit maag atau dispepsi (gangguan lambung) karena mereka kan umumnya puasa. Terus ada juga ispa, alergi gatel," ujar Desty mencontohkan.
Selain dilengkapi dengan pos kemanan dan kesehatan, terminal ini juga dilengkapi dengan sarana lainya seperti ruang tunggu, mushola, MCK, dan rumah makan. Jenis armada di sini umumnya bus eksekutif jurusan lintas Sumatera dan Jawa. Untuk lintas Sumatera terdapat bus Palembang, Jambi, Padang dan Medan. Sementara lintas Jawa diantaranya Solo, Jogja, Malang, hingga Denpasar. (ARI)
Tak heran jika hari-hari biasa terminal ini selalu ramai penumpang. Terlebih pada hari-hari libur atau hari raya tertentu terminal yang terletak di Jalan Perserikatan No.1 Jakarta Timur itu juga selalu ramai. "Di sini tuh sejak dari dulu, alhamdulillah selalu aman, kondusif. Gak kaya di Pulogadung yang main tarik-tarik aja. Bahkan copet, jambret di sini jarang banget," ujar Kepala Terminal Rawamangun, Didi Sadiry, saat ditemui Liputan6.com di terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/8).
Didi mengatakan, untuk menciptakan kondisi seperti itu memang tidak mudah, namun Didi mengaku, kuncinya adalah sosialisasi. Baik dengan pihak kemananan setempat maupun perusahaan atau karyawan bus. "Misalnya kita kalau mau lebaran, kita Jauh-jauh hari sudah sosialisaikan bagaimana memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada para penumpang. Untuk lebaran ini, dua minggu sebelum hari H, kita sudah dua kali sosialisasi dengan para kemanan dan karyawan bus," ungkapnya.
Para penumpang umumnya hanya mengeluhkan soal keterlambatan keberangkatan. Tapi soal tindak kejahatan lainya, Didi kembali menegaskan, pihaknya jarang menemukan. "Paling penumpang hanya mengeluh soal jam keberangkatan yang kadang suka terlambat. Maklum, di sini kan termasuk terminal transisi, jadi kadang bis dateng terjebak macet di jalan. Jadi wajarlah. Atau paling penumpang ada yang ketinggalan barang. Tapi kalau copet, calo, jambret di sini jarang ada," tandasnya.
Untuk mengantisipasi penumpang arus mudik, Didi mengaku telah menyiapkan pos kemanan dengan 40 personil kemanan gabungan dari beberapa instansi diantaranya, Polisi, Dishub, Pramuka, dan Garnisum Ibukota.
"Itu mulai H-7 dan H+7. Tapi sejauh ini kondisi masih aman dan kondusif," pungkasnya. Selain kemanan, memasuki H-7 terminal ini juga dilengkapi dengan satu buah pos kesehatan yang dilengkapi dengan beberapa tim medis dan kendaraan ambulan. "Kita ada 24 tim medis yang terdiri dari 12 dokter, dan sisanya tim medis dan satu supir ambulan. Kita dibagi dua sift, pagi dan malam," ujar Desty Dharman, salah satu dokter yang bertugas di pos kesehatan terminal Rawamangun itu.
Umumnya dari tahun-tahun sebelumnya, para penumpang sangat jarang yang berobat ke lokasi pos kesehatan meskipun telah disediakan. "Rata-rata mereka sakit maag atau dispepsi (gangguan lambung) karena mereka kan umumnya puasa. Terus ada juga ispa, alergi gatel," ujar Desty mencontohkan.
Selain dilengkapi dengan pos kemanan dan kesehatan, terminal ini juga dilengkapi dengan sarana lainya seperti ruang tunggu, mushola, MCK, dan rumah makan. Jenis armada di sini umumnya bus eksekutif jurusan lintas Sumatera dan Jawa. Untuk lintas Sumatera terdapat bus Palembang, Jambi, Padang dan Medan. Sementara lintas Jawa diantaranya Solo, Jogja, Malang, hingga Denpasar. (ARI)