Liputan6.com, Jakarta: Korban tewas akibat kerusuhan di lapangan minyak Pulau Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi dua, menyusul meninggalnya seorang pengunjuk rasa, Marten, di RSUD Luwuk, Selasa (23/8) pagi.
Dokter di RSUD Luwuk, Laila, di Luwuk, mengatakan, Marten meninggal dunia sekitar pukul 06.00 WITA karena mengalami luka tembak di paha, pangkal paha, dan patah tulang paha. Sesuai permintaan polisi, Laila menambahkan jenazah Marten akan diotopsi terlebih dulu sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Sehari sebelumnya, Yurifin alias Ateng meninggal dunia karena terkena tembakan. Kedua korban merupakan warga Desa Kolo Bawah, Kecamatan Morowali, yang ikut berunjuk rasa di lapangan minyak Pulau Tiaka, Senin (22/8).
Warga menuntut agar pengelola sumur minyak Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori, memberikan program kesejahteraan untuk tiga kecamatan. Namun, unjuk rasa berakhir ricuh. Polisi pun melepaskan tembakan guna membubarkan massa.(ANT/YUS)
Dokter di RSUD Luwuk, Laila, di Luwuk, mengatakan, Marten meninggal dunia sekitar pukul 06.00 WITA karena mengalami luka tembak di paha, pangkal paha, dan patah tulang paha. Sesuai permintaan polisi, Laila menambahkan jenazah Marten akan diotopsi terlebih dulu sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Sehari sebelumnya, Yurifin alias Ateng meninggal dunia karena terkena tembakan. Kedua korban merupakan warga Desa Kolo Bawah, Kecamatan Morowali, yang ikut berunjuk rasa di lapangan minyak Pulau Tiaka, Senin (22/8).
Warga menuntut agar pengelola sumur minyak Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori, memberikan program kesejahteraan untuk tiga kecamatan. Namun, unjuk rasa berakhir ricuh. Polisi pun melepaskan tembakan guna membubarkan massa.(ANT/YUS)