Sukses

Trusted Media Summit 2018, Kolaborasi Lawan Hoax

Sejumlah survei menyebut berita tidak benar alias hoax bakal menjadi salah satu alat yang digunakan dalam Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah survei menyebut, berita tidak benar alias hoax bakal menjadi salah satu alat yang digunakan dalam Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Untuk menangkal hoax, 22 media online nasional dan daerah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang dituangkan dalam CekFakta.com.

CekFakta.com merupakan sebuah platform yang berisi hasil kolaborasi pengecekan fakta untuk melawan penyebaran berita bohong atau hoax.

Penandatanganan dilakukan di sela-sela Trusted Media Summit 2018, 5-6 Mei 2018 di Gran Melia, Jakarta Selatan. Trusted Media Summit sendiri diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Internews, dan Google News Initiative.

Sekjen AMSI Wahyu Dyatmika mengatakan, memberantasan hoax tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada kerja sama antara warganet, jurnalis, dan media.

Dia menjelaskan, kolaborasi cek fakta sudah pernah dilakukan media-media di negara lain. Salah satunya, Prancis ketika Pemilu Presiden 2017 lalu. Saat itu, kolaborasi 37 media berhasil meminimalisasi munculnya hoax.

Selain di Prancis, media-media di Taiwan punya program kolaborasi untuk melawan hoax. Bahkan, mereka berhasil membuat pusat data terkait hoax apa saja yang menyebar di negara itu.

Sistem pusat data atau data base inilah yang juga akan dilakukan di CekFakta.com.

Nantinya, semua hoax yang beredar di publik bisa dilaporkan dan masuk ke data base. Data tersebut akan diseleksi oleh media anggota CekFakta.com dan kemudian dilanjutkan dengan upaya verifikasi. Hasil verifikasi tersebut, nantinya bisa dimuat oleh media-media lain yang ikut berkolaborasi.

"Proyek ini merupakan satu-satunya karena untuk pertama kalinya media siber arus utama Indonesia berkolaborasi. Kami mengesampingkan persaingan untuk hal yang lebih besar," kata Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut, dalam siaran tertulisnya, Sabtu (5/5/2018).

Trusted Media Summit 2018, Momentum Kolaborasi Melawan Hoax (Liputan6.com/Edmiraldo Siregar)

Wenseslaus menambahkan, AMSI percaya gagasan cek fakta ini menjadi terobosan yang dibutuhkan Bangsa Indonesia untuk menyaring hoax dan informasi yang salah. Khususnya, ketika memasuki masa krusial seperti Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu Presiden 2019.

Dia menambahkan, platform cek fakta ini dibuat untuk membantu publik dan media. Untuk publik, platform akan membantu memverifikasi hoax yang beredar di media sosial. Sementara untuk media, cek fakta bisa membantu mengembalikan kepercayaan publik yang sempat menurun akibat banyaknya hoax yang beredar. Sehingga, cek fakta ini menjadi inisiatif dalam memulihkan kepercayaan publik pada media.

"Rencana ke depan, semua anggota AMSI bisa terlibat dalam kolaborasi ini, " ucap Wenseslaus.

Trusted Media Summit 2018 akan digelar pada tanggal 5-6 Mei 2018, bertempat di Gran Melia Hotel, Jakarta. Kegiatan ini melibatkan komunitas antihoaks dan jurnalis yang tertarik untuk mengikuti diskusi dan pelatihan jurnalistik sebagai komitmen bersama untuk menghadirkan informasi yang tepat dan terpercaya kepada masyarakat.

 

2 dari 2 halaman

Edukasi

Septiaji Eko Nugroho dari Mafindo menyebut, ada tiga faktor penyebab mudahnya penyebaran hoax. Antara lain, intoleransi, minimnya literasi masyarakat, dan belum semua media mampu memberikan akurasi terhadap sebuah informasi.

"Cekfakta.com merupakan upaya kolaborasi melawan hoax. Ini waktunya untuk bergotong royong," kata Septiaji.

Dia menambahkan, pendekatan dalam melawan hoax tidak cukup dengan satu sisi saja. Tapi, harus melihat sisi lain sehingga akar-akar penyebar hoax bisa diberantas.

"Salah satunya cek fakta. Lalu harus bersama mengedukasi cara bermedia sosial yang sehat. Jurnalis juga bisa membantu," tambah Septiaji.

Dia berpendapat, penegakan hukum dalam memberantas hoax memang penting. Namun, dia menilai itu adalah cara terakhir. Apalagi, masih banyak masyarakat yang belum paham seputar bermedia sosial dengan baik.

Aliansi Jurnalis Independen mendukung inisiatif komunitas media dan masyarakat sipil dalam menangkal hoax dalam platform CekFakta.com. Sebagai organisasi wartawan, AJI berharap, inisiatif ini akan lebih mendorong jurnalis dan media ikut ambil bagian dalam meminimalisasi misinformasi.

"Verifikasi adalah salah satu standar dasar pekerjaan jurnalis. Jadi, ini adalah implementasi praktik good journalism," kata Ketua Umum AJI Abdul Manan.

Adapun media yang berkolaborasi untuk CekFakta.com di antaranya, Tempo.co, Tirto.id, Viva.co.id, BeritaSatu.com, katadata.co.id, AntaraNews.com, Suara.com, Detik.com, Kompas.com, Bisnis.com, Liputan6.com, Merdeka.com, TIMES Indonesia (Timesindonesia.co.id), Kabarmedan.com, KabarMakassar.com, BeritaJatim.com, RiauOnline.co.id, TheJakartaPost.com KBR.id, dan Dream.co.id.

"Tempo.co bergabung dengan kolaborasi CekFakta.com karena memerangi hoaks adalah problem kita semua dan satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah bekerja bersama-sama," kata Pemred Tempo.co, Wahyu Dhyatmika.

"Jurnalisme terpanggil untuk mengembalikan informasi sebagai sumber pengetahuan, bukan sumber kecemasan karena pencarian kebenaran yang terus diupayakan. Kompas.com ada dalam panggilan bersama-sama ini," ujar Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho.

"Kolaborasi media-media dalam CekFakta.com wujud komitmen bersama memberantas content hoax di tengah banjirnya informasi di berbagai linimasa sosial media. Semoga publik dapat terbantu mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan," ucap Pemred Dream.co.id, Ismoko Widjaya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: