Liputan6.com, Jakarta: Kawasan Duri Kosambi, Jakarta Barat, memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan Lebaran, Kamis (1/9). Warga dari tujuh kampung berbeda saling bergantian berkunjung.
Maka, keramaian pun terlihat di jalan-jalan dan gang-gang di kawasan itu. Suasana bersalam-salaman terlihat antara di antara warga, tua-muda atau lelaki-perempuan. Semua berbaur saling mengucapkan, “Minal aidin wal faidzin dan mohon maaf lahitr dan batin”.
Kegiatan yang melibatkan warga Tanah Koja, Duri Kosambi, Kali Deres, Bojong, Rawa Buaya, Cengkareng, dan Kembangan, itu dimulai pada hari kedua dan berlangsung selama enam hari. Pada hari pertama, mereka hanya sungkeman ke orangtua masing-masing.
“Tradisi itu sudah berjalan hingga tiga generasi,” kata tokoh masyarakat Duri Kosambi, KH Juhri Yakub.
Namun, dalam kesemarakan itu sudah sulit ditemui penganan khas Betawi, seperti dodol dan geplak. Karena, makanan-makanan tradsional itu sudah berganti makanan ringan biasa.(SHA)
Maka, keramaian pun terlihat di jalan-jalan dan gang-gang di kawasan itu. Suasana bersalam-salaman terlihat antara di antara warga, tua-muda atau lelaki-perempuan. Semua berbaur saling mengucapkan, “Minal aidin wal faidzin dan mohon maaf lahitr dan batin”.
Kegiatan yang melibatkan warga Tanah Koja, Duri Kosambi, Kali Deres, Bojong, Rawa Buaya, Cengkareng, dan Kembangan, itu dimulai pada hari kedua dan berlangsung selama enam hari. Pada hari pertama, mereka hanya sungkeman ke orangtua masing-masing.
“Tradisi itu sudah berjalan hingga tiga generasi,” kata tokoh masyarakat Duri Kosambi, KH Juhri Yakub.
Namun, dalam kesemarakan itu sudah sulit ditemui penganan khas Betawi, seperti dodol dan geplak. Karena, makanan-makanan tradsional itu sudah berganti makanan ringan biasa.(SHA)