Liputan6.com, Jakarta - "Belum ada perkembangan." Begitu kata yang terucap dari kepolisian soal kematian Grace Gabriela Bimusu, bocah yang tewas dalam karung.
Berulangkali tim Inafis Polres Bogor mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga mengerahkan anjing pelacak K-9. Namun, hasilnya nihil.
Barulah, Senin 7 Mei 2018, sebuah sandal milik Grace ditemukan di tempat pembuangan sampah yang berada tak jauh dari rumahnya di Perumahan Bogor Asri, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Advertisement
Malam harinya, ibu korban, Nancy Elisa bermimpi soal barang yang sama. Dalam mimpinya, sandal yang biasa dipakai anaknya berada di tempat sampah dekat rumahnya.
"Di mimpi itu saya lihat sandal Grace ada di tumpukan sampah. Pagi-pagi saya coba ingat lagi, tempat itu sepertinya saya tahu ada di belakang rumah," kata Nancy.
Seolah mimpi itu adalah petunjuk dari anak bungsunya yang sudah meninggal, ia kemudian bergegas mencari sandal tersebut dengan bantuan ketua RT setempat.
"Saya minta tolong Pak RT untuk mencari tempat seperti yang ada di mimpi saya. Ternyata benar di tumpukan sampah ada sandal Grace, tapi hanya sebelah, yang kiri," terang Nancy.
Dari temuan tersebut, Nancy dan Ketua RT melapor ke Polres Bogor. Polisi bersama anjing pelacak yang tiba di lokasi langsung mengambil sandal bocah tewas dalam karung itu sebagai barang bukti baru.
Tak sampai di situ, anjing tersebut menyisir sekitar lokasi temuan sandal, kemudian mengarah ke sebuah rumah kosong yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumah korban. Sekitar 1 jam berada di rumah kosong, polisi dan anjing pelacak pergi meninggalkan lokasi.
Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena mengatakan penyidik masih menganalisis barang bukti tersebut.
Polisi juga masih terus mencari petunjuk serta menggali informasi guna membuat terang dan jelas soal kematian Grace.
Sebanyak 10 saksi terdiri dari kedua orangtuanya, tetangga, dan warga yang terakhir melihat korban didengar keterangannya. Namun begitu, belum ada saksi yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Tidak ada satu pun yang jadi tersangka atau ditahan," tutur Ita, Selasa (8/5/2018).
Keluarga berharap polisi segera mengungkap kasus kematian bocah dalam karung itu. Mereka masih menunggu titik terang terkait penyebab kematian Grace.
Terlebih, keluarga Grace yakin korban tewas karena dibunuh. Kematiannya sangat janggal. Selain jasadnya ditemukan dalam karung, kondisi bibir bagian atas korban terlihat robek.
"Tapi sampai sekarang kami belum terima hasil dari polisi. Kami jadi bertanya-tanya," kata Maria Hutabarat, nenek korban.
"Harapannya kasus ini segera diungkap. Pelakunya juga segera ditangkap," lanjut dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belum Cukup Bukti
Teka-teki penyebab tewasnya bocah Grace Gabriela Bimusu (6) yang ditemukan dalam karung belum terungkap. Pihak kepolisian Polres Bogor mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait hal ini.
"Kami masih terus lakukan penyelidikan," ujar Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan, Jumat 4 Mei 2018.
Namun Bimantoro belum bisa mengatakan sampai sejauh mana penyelidikan berlangsung. Dia menyatakan, pihak kepolisian harus memperhatikan aspek kehati-hatian dalam menangani kasus tersebut.
"Untuk menetapkan tersangka harus ada alat bukti yang cukup," kata dia.
Ia menambahkan, penyidik saat ini masih mencari alat bukti untuk mengungkap kematian anak kedua dari pasangan Nancy Alisa dengan Jemi Bimusu ini.
Wakapolri Komjen Syafruddin mendesak anak buahnya bergerak cepat mengusut kasus bocah tewas dalam karung.
Kasus kematian bocah perempuan tersebut terjadi di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Harus cepat itu (pengungkapannya) ya," ujar Syafruddin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat.
Bocah bernama Greace Gabriela Bimusu diduga tewas dibunuh. Terdapat kejanggalan pada kematian Greace lantaran jasadnya ditemukan dalam karung.
Jenderal bintang tiga itu pun menginstruksikan jajaran Polres Bogor segera menangkap pelaku. "Itu harus diungkap dan dipenjara pelakunya," ucap Syafruddin.
Advertisement
Cerita Warga
Warga Perumahan Bogor Asri, Kecamatan Cibinong, Bogor, Jawa Barat tak menyangka bocah perempuan yang sempat dikabarkan hilang ditemukan tewas mengenaskan. Jasad G (6) ditemukan dalam karung bening bekas beras di kebun pisang dekat rumahnya pada Selasa dini hari tadi.
Ketua RT setempat Joko Bandung menuturkan, putri bungsu dari pasangan Jemi Ananias Bimusu dan Immi Nancy Elisa ini hilang setelah pamit kepada ibunya untuk membeli es, Senin (30/4/2018) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Tidak seperti biasanya, sudah jam 2 siang korban enggak pulang-pulang," kata Joko.
Menurutnya, ibu korban sempat meminta tolong kepada tetangganya untuk mencari korban yang tak kunjung kembali ke rumah.
"Ada yang sampai ke Pomad hingga ke sekitar Stadion Pakansari, tapi sampai magrib enggak ketemu juga. Waktu itu kami enggak lapor polisi dulu, kita berusaha cari," kata Joko.
Orangtua korban baru melaporkan kehilangan anaknya sekitar pukul 22.00 WIB ke Polres Bogor. Sementara warga yang masih penasaran terus melakukan pencarian mulai luar hingga dalam kawasan perumahan.
Saat mencari ke dalam kebun pisang, warga menemukan karung bening bekas beras. Karena penasaran, warga lalu mendekatinya. Setelah dilihat dari dekat ternyata di dalam karung itu terdapat sosok mayat bocah perempuan.
"Untuk memastikan itu anak yang hilang dari pagi, kita buka karung itu. Ternyata benar anak yang sedang kita cari," terang Joko.
Menurut Joko, saat ditemukan tidak ada bercak darah di tubuh korban. Begitu pula di karung maupun area perkebunan tidak ditemukan ceceran darah.
"Sekilas memang tidak ada bekas darah. Di sekitar lokasi juga kita cek pakai senter, tidak ada benda lain," ujar Joko.
Ia kemudian melaporkan penemuan mayat ini ke pihak kepolisian. Joko menduga, Greace merupakan korban pembunuhan, sebab kematiannya sangat tidak lazim.
"Tapi setahu saya orangtuanya tidak pernah ada masalah dengan orang lain," kata dia.
Menurutnya, keluarga korban juga memiliki komunikasi yang baik dengan warga sekitar. Begitu pula hubungan kedua orangtua korban, terbilang harmonis.
Ayah korban sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan. Sedangkan ibunya buruh gosok pakaian.
"Saya juga suka menggunakan jasa ibu korban," ujar Joko.