Liputan6.com, Solok: Ribuan orang mendatangi sejumlah tempat pemakaman keluarga dan leluhur di Nagari Gaung, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Jumat (2/9). Tak hanya berziarah, mereka juga sekaligus berwisata.
Kegiatan yang dinamakan Rayo Katempek ini sudah jadi tradisi sejak dahulu kala. Para peziarah berdoa di pekuburan dan membawa makanan untuk dinikmati bersama. Masyarakat sekitar percaya akan datang malapetaka jika ritual ini dilanggar atau tidak dilaksanakan.
Di Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, ziarah kubur di hari kedua Lebaran dinamakan Lebaran Kuburan. Para pengunjung mendoakan anggota keluarga mereka yang sudah meninggal, sekaligus bersilaturahmi dengan warga antardesa.
Keramaian juga terlihat di makan Syekh Muhammad Sholeh Bin Abdurahman dan Syekh Maulana Malik Isroil di Serang, Banten. Kedua nya adalah penyebar agama Islam di pulau Jawa yang wafat di Banten. Gunung tempat keduanya dikebumikan disebut Gunung Santri, yang dijadikan tempat keramat oleh masyarakat setempat.(WIL/IAN)
Kegiatan yang dinamakan Rayo Katempek ini sudah jadi tradisi sejak dahulu kala. Para peziarah berdoa di pekuburan dan membawa makanan untuk dinikmati bersama. Masyarakat sekitar percaya akan datang malapetaka jika ritual ini dilanggar atau tidak dilaksanakan.
Di Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, ziarah kubur di hari kedua Lebaran dinamakan Lebaran Kuburan. Para pengunjung mendoakan anggota keluarga mereka yang sudah meninggal, sekaligus bersilaturahmi dengan warga antardesa.
Keramaian juga terlihat di makan Syekh Muhammad Sholeh Bin Abdurahman dan Syekh Maulana Malik Isroil di Serang, Banten. Kedua nya adalah penyebar agama Islam di pulau Jawa yang wafat di Banten. Gunung tempat keduanya dikebumikan disebut Gunung Santri, yang dijadikan tempat keramat oleh masyarakat setempat.(WIL/IAN)