Sukses

ISIS Klaim Terlibat dalam Kerusuhan di Mako Brimob

ISIS mengumumkan keterlibatannya dalam laporan kantor berita ISIS, Amaq News Agency.

Liputan6.com, Jakarta - ISIS mengklaim menjadi dalang kerusuhan di Mako Brimob, Kepala Dua, Depok. Seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, ISIS mengumumkan keterlibatannya dalam sebuah berita di media ISIS, Amaq News Agency, yang kemudian dikutip situs kelompok intelijen SITE.

Mengutip pernyataan kantor berita Amaq dalam bahasa Arab yang disebarluaskan melalui aplikasi Telegram, SITE mengatakan, "Bentrokan sengit terjadi antara para militan ISIS dan elemen-elemen antiteror dalam penjara di Depok, di bagian selatan Jakarta."

SITE mengatakan, insiden ini adalah yang pertama dilakukan ISIS di Indonesia sejak 25 Mei 2017. Ketika itu, ISIS mengklaim bertanggung jawab terhadap ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang menewaskan tiga polisi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Kombes M Iqbal mengatakan, hingga pukul 01.00 WIB, Rabu (9/5/2018), tidak ada korban tewas dalam insiden itu. Namun, sejumlah orang terluka, baik petugas maupun tahanan Mako Brimob. Tidak ada rincian lebih jauh tentang jumlah korban dan tingkat luka yang diderita.

"Kerusuhan diduga karena ada keributan antara tahanan dan petugas, dan situasi kini sudah berhasil dikendalikan," kata Iqbal di Jakarta.

Ia juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi dan foto yang beredar luas di media sosial.

2 dari 2 halaman

Rusuh karena Makanan

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, kerusuhan antara narapidana dengan petugas kepolisian di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, dipicu oleh makanan titipan.

"Saat selesai salat magrib, ada napi yang menanyakan titipan makanan napi dari keluarga," tutur Argo dalam keterangannya, Rabu (9/5/2018).

Menurut Argo, petugas yang ditanyakan perihal tersebut menyatakan bahwa titipan tersebut dipegang oleh anggota yang lain. Jawaban itu memicu emosi narapidana menimbulkan cekcok.

"Kemudian napi tidak terima dan mengajak rekan-rekan napi lainnya untuk melakukan kerusuhan," kata dia.

Situasi kemudian tidak terkontrol dan menimbulkan adu fisik antara petugas dan narapidana di Mako Brimob. Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 8 Mei sekitar pukul 19.30 WIB.

"Dari Blok C dan B (narapidana rusuh)," Argo menandaskan.