Sukses

Jalan Sekitar Mako Brimob Tutup, Kampus hingga SPBU Kena Dampak

Sama halnya yang dengan SPBU, minimarket di sekitar lokasi Mako Brimob juga tutup.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menutup sepanjang jalan menuju Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat. Penutupan jalan mengakibatkan aktivitas warga terganggu dan perekonomian lesu.

Pantauan pada Rabu (9/5/2018), penutupan jalan dimulai di depan Kampus G Gunardarma, Kelapa Dua, Depok, hingga Halte Mako Brimob atau 500 meter. Sepanjang jalan itu pertokoan, SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum), dan lembaga perbankan diminta tutup.

Salah satunya, SPBU Pertamina bernomor 3-4-1-6-9-0-8. Sejak buka pukul 05.30 WIB, tidak ada satu pun pengunjung yang datang. Itu diakui salah seorang karyawan bernama Angga Pangestu.

"Biasanya sih jam segini ramai. Kira-kira sampai ratusanlah. Tapi karena ditutup enggak ada transkasi dari tadi (Sejak pukul 05.30 WIB)," ujar dia.

Angga merasa hari ini kerjaannya lebih santai. "Ya begini saja. Enggak ngapa-ngapain, soalnya sama pak polisi tadi disuruh tutup," ungkap dia.

Sama halnya yang dengan SPBU, minimarket di sekitar lokasi Mako Brimob juga demikian. Suci yang hari ini berjaga mengakui pengujung minimarket tempatnya bekerja hanya didominasi pihak kepolisian.

"Tidak ada warga. Palingan polisi-polisi saja beli air dan rokok," ungkap dia.

Tak hanya perekonomian, mahasiswa Gunadarma semester IV juga merasakan dampak penutupan kampusnya karena dekat Mako Brimob. 

"Saya kaget tiba-tiba sudah ditutup. Tadi dari kampus E mau ke kampus G," ujar salah satu mahasiswa, San Rizky.

Hari ini, San Rizky sedang melaksanakan ujian semester. Ini merupakan hari kedua. Dia mengaku secara tak langsung penutupan jalan ini mengganggu aktivitasnya. "Kalau dibilang mengganggu sih mengganggu mas," ujar dia.

"Mau gimana lagi. Katanya areal sini steril," ujar Rizky.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kerusuhan di Mako Brimob

Kerusuhan terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa, 8 Mei sekitar pukul 19.30 WIB. Para narapidana menjebol sel tahanan dan adu fisik dengan polisi yang berjaga.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, awalnya usai salat magrib ada salah seorang napi yang menanyakan titipan makanan dari keluarganya ke petugas.

"Salah satu dari anggota tadi menyampaikan bahwa titipan makanan dipegang oleh anggota lain," tutur Argo dalam keterangannya, Rabu (9/5/2018).

Mendengar alasan itu, napi tersebut tidak terima. Dia kemudian mengajak rekan-rekannya dari Blok C dan B untuk buat kerusuhan.

"Lalu napi membobol pintu dan dinding sel, kemudian tidak terkontrol lagi," dia menjelaskan.

Petugas yang ada di lokasi kerusuhan pun jadi bulan-bulanan. Mereka adu fisik dan mengalami cedera luka di sejumlah bagian tubuh.

"Korban luka Iptu Sulastri, Brigadir Haris, Briptu Hadi Nata, dan Bripda Rahmadan," Argo menandaskan.

Para korban kini mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Iptu Sulastri (38) yang bertugas di Direktorat Penyidik Mabes Polri mengalami luka memar mata sebelah kiri dan memar di mulut. Kemudian Brigadir Lalu Abdul Haris (30) dari Direktorat Penyidik Mabes Polri menderita luka sobek dalam di kepala belakang.

Briptu Hadi Nata (26) merupakan anggota Densus 88 Mabes Polri yang mengalami cedera luka sobek di kepala. Satu lagi, yakni Bripda Rahmadan (20) yang juga anggota Densus 88 Mabes Polri, menderita luka di kepala karena terkena lemparan asbak.