Liputan6.com, Jakarta Kerusuhan di Mako Brimob dipicu persoalan sepele, yakni soal makanan. Padahal, makanan tersebut harus diperiksa terlebih dahulu oleh aparat sebelum masuk ke dalam ruang tahanan. Para napi teroris tidak terima dengan aturan tersebut.
"Narapidana menampilkan pembangkangan. Narapidana teroris tidak mau tunduk kepada SOP rumah tahanan," kata Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5/2018).
Akibatnya, keributan pecah dan berakhir dengan penyanderaan dan perampasan senjata para petugas saat kejadian.
Advertisement
Kepolisian saat ini terus berupaya bernegosiasi untuk menyelamatkan seorang anggota Densus 88/Antiteror, Bripka Iwan Sarjana.
"Kami tidak ingin ada korban lebih banyak, kami menghargai hak asasi manusia. Kami terus mengupayakan maksimal negosiasi dengan perwakilan mereka," kata Setyo.
Lima anggota polisi gugur dalam insiden ini. Sementara satu orang dari pihak napi teroris tewas. Mabes Polri telah menaikkan pangkat luar biasa kepada lima anggota polisi yang tewas.