Sukses

Bripka Denny, Polisi Gugur di Tragedi Mako Brimob Dikenal Rendah Hati

Bripka Denny Setiadi, satu dari empat polisi yang gugur dalam tragedi kerusuhan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Liputan6.com, Jakarta - Bripka Denny Setiadi, satu dari empat polisi yang gugur dalam tragedi kerusuhan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Keluarga tak ada yang menyangka Bripka Denny akan berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa secara tiba-tiba di tengah tragedi Mako Brimob.

Dewi Lukmianti (32), dengan kondisi yang masih berduka cita, menceritakan sosok saudara kembarnya itu yang selalu rendah hati.

Meski di tengah kesibukannya sebagai anggota pasukan elite kepolisian, Denny selalu menyempatkan diri berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Denny juga kerap bermain bersama anaknya dan terlihat sangat menyayangi sang anak.

"Beliau selalu berusaha sebisa mungkin kumpul makan-makan, nyenengin keponakan-keponakan, ketemu, kumpul-kumpul," ujar Dewi ditemui di rumah duka di Cipayung Jakarta Timur, Kamis (10/5/2018).

Menurut dia, saudara kembarnya itu merupakan sosok kebanggaan keluarga karena telah melanjutkan impian sang ayah yang menginginkan anaknya menjadi seorang polisi. Denny juga dikenal sebagai orang yang mudah bergaul.

"Dia sangat friendly, bersahabat satu sama lain, mudah bergaul, rendah hati, kebanggaan banget karena di kita yang penerus Polri dia," ucap Dewi, saudara anggota Densus 88 yang bertugas di Mako Brimob itu.

 

2 dari 2 halaman

Tinggalkan Seorang Istri dan Anak

Dia sempat mengenang masa dirinya dan Denny yang selalu bersama-sama saat duduk di bangku sekolah. Meski sering berbeda pendapat, dua saudara itu tetap kompak.

"Sebagai kembaran namanya saudara kita kalau ketemu cekcok, saling beda pendapat tapi namanya saudara balik lagi, akur-akur lagi," kata Dewi.

Denny meninggalkan seorang istri bernama Etti Prihartini dan seorang anak bernama Denti Maharani, anak perempuan yang masih berusia 2 tahun.

Selain Denny, korban meninggal lainnya akibat kerusuhan di Mako Brimob adalah Ipda Ros Puji, Briptu Fandi Setyo Nugroho, Bripda Syukron Fadli, Bripda Wahyu Catur, beserta satu narapidana kasus teroris yakni Benny Syamsu.