Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono memuji langkah Polri dan Densus 88 yang berhasil mengatasi aksi penyanderaan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Dia menyebutkan, saat tragedi itu terjadi, kepolisian bisa mengatasinya dengan kekuatan fisik. Namun, kepolisian justru mengedepankan proses persuasif, sehingga para teroris menyerah.
"Nalar intelijen pasukan Densus 88 berbuat lebih cerdas, sehingga berhasil mengatasi keadaan tanpa korban jiwa tambahan. Untuk prestasi tersebut, saya ucapkan selamat dan terima kasih sebagai anggota masyarakat bangsa kita," kata Hendropriyono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/5/2018).
Advertisement
Hendropriyono yang juga menjabat Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menuturkan, potensi terorisme masih bisa saja berkembang di tengah masyarakat. Karena itu, seluruh elemen bangsa wajib turut serta segera membersihkan diri dari penyakit radikalisme.
"Ini sudah waktunya seluruh elemen bangsa kita bergerak bersama, mengamankan diri dari virus radikalisme yang subur bagi terorisme dalam segala bentuknya," ungkap Hendropriyono.
Waspada Radikalisme
Dia menyarankan agar waspada dan melihat ancaman radikalisme melalui kerja sama dengan warga, mulai dari lini paling kecil yaitu tingkat RT.
"Setiap RT di seluruh pelosok teritorial RI, secara gotong-royong harus menolak kehadiran setiap sosok radikal," pungkas Hendropriyono.
Tragedi kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Selasa 8 Mei lalu menelan korban jiwa. Total 6 orang meninggal dalam peristiwa itu. Lima orang merupakan anggota kepolisian, satu lainnya napi teroris.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan berduka. Dia menyebut, lima anggotanya yang gugur dalam insiden kerusuhan di Mako Brimob dari tim pemberkasan, bukan tim penindakan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement