Liputan6.com, Sleman - Warga di Lereng Gunung Merapi panik dan berlarian seiring geliat Merapi, Jumat pagi tadi. Letusan disusul hujan abu hingga radius 10 kilometer memaksa warga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengungsi.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Jumat (11/5/2018), warga di Lereng Merapi sekitar pukul 07.00 WIB dikejutkan dengan letusan freatik Gunung Merapi. Geliat Merapi kali ini tak didahului tanda-tanda seperti kejadian-kejadian sebelumnya.
Letusan disertai suara gemuruh mendorong warga untuk menyelamatkan diri dan mengungsi. Bahkan mereka yang berada di radius 5 kilometer dari kaki Merapi dievakuasi.
Advertisement
"Saya mau mengungsi karena takut," kata warga bernama Agung.
"Suara letusan kencang sekali dan getarannya juga keras," ujar warga Jumadi.
Hujan abu hingga radius 10 kilometer dari kaki Gunung Merapi mengguyur Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, dan sebagian Kecamatan Sleman.
Tempat wisata Lereng Merapi dan kawasan wisata Kaliurang langsung ditutup sementara. Begitu pula Bandara Adisucipto.
Warga sejumlah dusun di wilayah Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, mengungsi di kantor balai desa. Mereka umumnya adalah ibu hamil, lansia, difabel, dan balita. Warga diimbau untuk bertahan di balai desa hingga situasi dianggap aman.