Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, menyebut terorisme memiliki kekuatan cukup besar di Indonesia. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat melawan aksi terorisme yang terus terjadi sampai saat ini.
"Karena terorisme ini sasarannya tidak terbatas. Harus dijawab juga oleh suatu kekuatan yang tidak terbatas, yaitu kekuatan seluruh masyarakat bangsa Indonesia," ujar Hendropriyono di Gedung Sekar Wijaya Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (13/5/2018).
Setidaknya terjadi dua aksi kekerasan melibatkan kelompok teror dalam sepekan terakhir. Pertama insiden kericuhan di Mako Brimob, dan yang paling anyar bom gereja di Surabaya.
Advertisement
Menurut Hendropriyono, terget aksi terorisme sangat luas. Siapapun bisa menjadi korban. Sementara kekuatan Polri-TNI sangat terbatas tanpa dukungan dan peran nyata masyarakat.
Hendropriyono tak mau menyalahkan pihak manapun dalam aksi terorisme yang terjadi sepekan terakhir ini. Dia menyatakan, kericuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok dan bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya merupakan tanggung jawab bersama.
"Yang salah kita semua kenapa diam saja. Karena ini kan masalah sasarannya bukan cuma BIN, pemerintah, polisi, TNI. Tapi kita semua. Masa kita mau hidup atau mati tergantung sama orang lain," tuturnya.
Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu ingin masyarakat bergandeng tangan menangani kasus terorisme, seperti kala melawan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosoewirjo.
"Kita 1949-1962 terus dibayang-bayangi oleh terorismenya DI/TII Kartosoewirjo di Jawa Barat. Akhirnya 1962 rakyat bergandengan tangan mengepung sampai di Majalengka," ucap Hendropriyono.
Kasus DI/TII, kata Hendropriyono, sempat diselesaikan secara politis. Bahkan Perdana Menteri Indonesia M Natsir terjun langsung ke lapangan, namun tak kunjung dapat menuntaskan kasus DI/TII.
"Akhirnya rakyat yang menyelesaikan," kata Hendropriyono.
Kebanggaan Masyarakat Jawa Barat
Hingga saat ini, dia melanjutkan, keberhasilan tersebut menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat, terutama Majalengka. Mereka dengan bangga menceritakan keberhasilannya menyelesaikan kasus terorisme masa lampau kepada anak cucunya. "Karena sasarannya rakyat, rakyat harus bela diri, harus berani. Jangan diam saja," ucapnya.
Hari ini yang menjadi korban terorisme adalah warga Surabaya yang tengah beribadah di beberapa gereja.
Beberapa hari lalu, lima anggota Polri saat kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob, Depok. Sehari berselang, satu lagi anggota Brimob ditusuk terduga teroris di lokasi yang sama.
"Sebentar lagi ada lagi, sebentar lagi kita. Jadi kita harus duluan mencegahnya dengan cara semua rakyat berpartisipasi bahkan harus di depan. Karena ini persoalan sosial, penyelesaiannya juga harus sosial. ini kemaslahatan masyarakat, ya yang menyelesaikan masyarakat," ujar Hendropriyono.
"Bukan berarti saya ajak anarkis, tidak. Tetap sesuai dengan aturan yang berlaku," dia menegaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement