Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Bidang Hubungan Antar Daerah dan Otonomi Daerah Partai NasDem, Syahrul Yasin Limpo, mengaku sedih sekaligus marah atas serangkaian aksi di Surabaya.
Dia menuturkan, negara sudah tidak bisa lagi menggunakan pendekatan lunak pada teroris.
"Kita belum lupa kejadian di Mako Brimob. Kini mereka menyerang di Surabaya. Tindakan keras yang dijamin peraturan perundang-undangan harus dipakai pada para teroris," ucap Syahrul dalam keterangan persnya, Minggu, 13 Mei 2018.
Advertisement
Dia menuturkan, negara dan aparat sudah berusaha menggunakan pendekatan lunak, memanusiakan teroris. Namun, fakta beberapa hari terakhir menunjukkan jaringan teror tidak jera. Setelah membunuh enam polisi, puluhan teroris berusaha menyerang polisi-polisi di tempat lain serta orang yang dianggap berbeda dari mereka.
"Jika pendekatan lunak sudah tidak mempan, maka negara harus tegas bahkan keras terhadap teroris," kata Syahrul.
Dia menuturkan, apa yang dilakukan oleh teroris di Surabaya, jelas bukan orang yang waras.
"Orang mau beribabah mau di bom. Hanya orang tidak waras yang percaya tindakan seperti itu akan disukai Tuhan," ucap mantan politikus Partai Golkar itu.Â
Â
Langgar Ajaran Agama
Dia menegaskan, terorisme bukan ajaran agama apapun. Tidak ada alasan pembenaran untuk aksi tersebut.
Jika para teroris, masih kata dia, mengaku beragama Islam, jelas apa yang dilakukannya, tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW itu. Bagi setiap muslim, ajaran Nabi Muhammad SAW amat penting dan harus diikuti.
"Sebagai muslim, saya ingat sekali Rasulullah SAW mengajarkan, membunuh satu orang tanpa hak dan alasan benar, sama dengan membunuh semua manusia. Teroris juga justru melanggar ajaran Nabi Muhammad SAW dan karena itu tentu saja melanggar ajaran Islam," tandasnya.
Advertisement