Sukses

Kisah Para Martir yang Gugur Melawan Teror Bom di Gereja

Kisah Bayu ini mengingatkan kita pada Riyanto, sosok Banser yang menyelamatkan jemaat gereja saat malam Natal 18 tahun silam.

Liputan6.com, Jakarta - Teror bom kembali menyasar gereja. Dunia pun mengutuk serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu 13 Mei pagi.

Akibat serangan teror itu, 14 orang meninggal dunia. Jika tak ada Aloysius Bayu Rendra kemungkinan jumlah korban akan jauh lebih besar.

Bayu adalah martir gereja yang menghadang teroris masuk ke dalam gereja. Tubuhnya hancur akibat bom yang meledak.

Kisah Bayu ini mengingatkan kita pada Riyanto, sosok Banser yang menyelamatkan jemaat gereja saat malam Natal 18 tahun silam atau pada 2000.

Inilah kisah dua martir yang gugur menyelamatkan banyak nyawa saat teror melanda gereja.

1. Riyanto

 

Riyanto, anggota banser yang gugur saat menjaga gereja di Malam Natal (Liputan6.com / Dian Kurniawan)

Kisah keberanian almarhum Riyanto jadi legenda hingga kini. Insiden yang merenggut nyawa Riyanto itu terjadi pada 24 Desember 2000. Riyanto bersama tiga rekannya ditugaskan mengamankan Gereja Eben Haezer oleh Gerakan Pemuda Ansor Mojokerto.

Malam Natal berlangsung khusyuk. Sekitar pukul 20.30 WIB, seorang jemaat menaruh curiga pada sebuah bingkisan yang tergeletak di depan pintu masuk gereja.

Anggota Banser dan petugas keamanan gereja dan polisi mengamankan bungkusan mencurigakan tersebut. Riyanto membuka bingkisan dalam tas hitam dengan kabel tampak menjulur. Tiba-tiba keluar percikan api. Riyanto meminta semua orang berlindung: Tiarap!

Dia membuang bom keluar dari gereja agar tidak meledak di dalam gereja. Bom dilempar keluar ke tempat sampah, tapi terpental.

Riyanto berusaha membuang lebih jauh lagi dari gereja. Namun, bom keburu meledak. Riyanto berpulang dengan menyelamatkan nyawa banyak orang.

Sisa-sisa tubuh Riyanto baru ditemukan tiga jam setelah kejadian di sebelah utara kompleks gereja, sekitar 100 meter dari pusat ledakan. Dengan kondisi tubuh mengenaskan, Riyanto wafat saat itu juga.

Ledakan bom saat itu merobohkan pagar tembok di seberang gereja. Kaca-kaca lemari dan etalase Studio Kartini yang tepat di depan gereja Eben Haezer hancur semua

Untuk mengenang jasa-jasanya, nama Riyanto dijadikan sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Pemerintah Kota Mojokerto juga telah membangun gapura megah di Jalan Riyanto.

 

2 dari 2 halaman

2. Aloysius Bayu Rendra

Aloysius Bayu Rendra Wardhana adalah martir yang berkorban untuk menyelamatkan banyak nyawa saat teror melanda Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya.

Bayu Rendra adalah koordinator relawan keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB).

Dia gugur saat mengadang pelaku bom bunuh diri yang berusaha masuk ke dalam gereja pada Minggu, 13 Mei 2018.

Saat diadang Bayu, teroris itu meledakkan diri. Tubuh Bayu hancur. Aksi heroik Bayu, yang membuatnya kehilangan nyawa, telah mencegah jatuhnya banyak korban jiwa.

Aloysius Bayu Rendra Wardhana lahir di Surabaya pada 20 Juni 1980. Pihak keluarga masih menunggu kepastian jenazah yang masih dalam proses identifikasi di Polda Jawa Timur.

Selain bekerja sebagai relawan keamanan gereja, alumnus Universitas Dharma Cendika Jurusan Hukum ini juga berprofesi sebagai wedding photography dan driver online.

Di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Bayu merupakan koordinator relawan keamanan.

Saat terjadi bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) posisi Bayu berada di gerbang gereja, bersama petugas kepolisian.

"Entah apa yang akan terjadi bila Bayu tidak berada di sekitaran gerbang itu. Kemungkinan besar, korban akan jauh lebih banyak. Itu adalah jasa besar Bayu," kata Joko Triyono, salah satu warga yang juga tetangga korban.