Liputan6.com, Ambon - Kepolisian Daerah Maluku memantau gerakan jaringan teroris di wilayahnya pascateror bom di sejumlah tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku Kombes Muhamad Roem Ohoirat mengatakan, masih ada sejumlah sel-sel jaringan teroris di sana.
"Sel-selnya itu ada di sini, pengalaman kejadian-kejadian lalu itu ada, dan sudah barang tentu di Maluku pasti ada (sel tidur)," kata Ohoirat di ruang kerjanya, Ambon, Senin, 14 Mei 2018.
Menurut dia, kewaspadaan ini juga didasari riwayat wilayah Maluku yang pernah pecah konflik.
Advertisement
"Sebagaimana kita ketahui bahwa dulu Maluku pernah mengalami kerusuhan dan sel-selnya (teroris) itu ada di sini. Kita selalu mengawasi mereka," ujar Ohoirat.
Namun, Ohoirat meminta masyarakat tak perlu takut akan teroris. Jika menemukan ada orang mencurigakan, dia pun meminta masyarakat segera melaporkannya ke pihak berwajib.
"Kita harus waspada. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Maluku untuk tetap waspada dan tenang, mendukung aparat keamanan untuk melakukan tugasnya," kata Ohoirat.
Â
Perketat Pengamanan di Tiap Mako
Sementara pascaledakan bom yang terjadi di pintu masuk Markas Polrestabes Surabaya, jajaran Polda Maluku memperketat pengamanan di tiap pintu masuk kantor polisi. Pola pengamanan pintu masuk tiap kantor polisi yang ada di Maluku pun diubah. Petugas jaga tidak lagi berinteraksi langsung dengan tiap pengunjung.
Pantauan Liputan6.com, di kantor Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, setiap pengunjung diberhentikan dari jarak 3 meter. Petugas lalu memerintahkannya untuk membuka seluruh isi tasnya sendiri.
Kabid Humas mengaku, tak ada perubahan dalam pola pengamanan tiap markas komando. Semuanya masih sesuai standar.
"Pengamanan itu di seluruh pintu-pintu masuk Mako, di asrama-asrama, dan peningkatan pengamanan terhadap diri tiap personel," kata Ohoirat yang menambahkan Polda Maluku masih tetap status siaga satu sejak 9 Mei lalu dan belum dicabut sampai beberapa hari ke depan.
Advertisement