Liputan6.com, Jakarta - Polri mencatat, setidaknya ada sekitar 500 veteran kelompok radikal ISIS yang kembali ke Tanah Air. Polri memantau para WNI yang telah dideportasi dari Suriah tersebut secara rahasia.
"Silent, secara rahasia kita lakukan pemantauan, tidak bisa dibuka umum," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2018).
Kembalinya veteran ISIS ke Indonesia menjadi isu hangat menyusul teror bom di Surabaya. Kelompok penyerang di beberapa tempat itu diduga terkait jaringan ISIS.
Advertisement
Setyo menuturkan, pemantauan yang dirahasiakan terhadap veteran ISIS itu dilakukan oleh intelijen dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Seluruh informasinya tidak bisa disampaikan ke publik.
Namun secara umum, Setyo menjelaskan, perlintasan WNI yang pulang ke Indonesia merupakan kewenangan Direktorat Jenderal Keimigrasian.
"Kalau perlintasan orang itu adalah kewenangan imigrasi di titik pemeriksaan imigrasi. Kalau orang-orang asing yang masuk Indonesia, kalau dia melakukan tindak pidana maka itu tugasnya polisi," tuturnya.
Polri pun berkoordinasi dengan Ditjen Imigrasi untuk memantau kepulangan WNI dari Suriah. "Kita kan tidak tahu mereka dari mana kalau tidak koordinasi dengan imigrasi. Imigrasi memberi tahu," kata Setyo.
Â
Tanggung Jawab Densus 88
Hanya saja secara spesifik, pemantauan terhadap WNI veteran ISIS merupakan tanggung jawab tim Densus 88 Antiteror.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, ada 500 WNI yang kembali ke Tanah Air dari Suriah. Mereka diduga kuat masih terkontaminasi paham radikal ISIS.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement