Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Menristekdikti Mohamad Nasir mengaku sudah memberhentikan dosen yang diduga terpapar paham radikalisme. Namun, Nasir menyembunyikan identitas sosok dosen dan kampusnya.
"Sudah ada minggu lalu, (di kampus mana?) ya ada di Indonesia," tutur Nasir singkat di Kantor Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (16/5).
Nasir menegaskan, ke depannya bila terbukti ada dosen yang juga terpapar paham radikalisme maka dipastikan akan diberhentikan.
Advertisement
"Ini ada yang sudah diberhentikan sementara. Jadi yang tolong kalau memang terlibat, diberhentikan jangan dibiarkan," M Nasir menjelaskan.
Menteri Nasir berjanji memperketat ruang gerak paham radikalisme agar tak tumbuh subur di area kampus. Seperti di organisasi kerohanian lingkup kemahasiswaan, Nasir meminta adanya pengawasan menyeluruh agar tak disusupi paham radikalisme.
"Organisasi kerohanian harus didampingi oleh para dosen yang bertanggung jawab. Semua organisasi, jadi tidak boleh liar lagi. Semua harus terkoordinasi," tutup Nasir.
Saksikan video pilihan di bawah ini: