Sukses

Jokowi Terima Perhimpunan Pemuda dan Mahasiswa Hindu di Istana

Sures menambahkan, dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan keluhannya kepada Jokowi tentang penganut Hindu dalam data Badan Pusat Statistik ( BPS).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Istana Negara, Jakarta. Ada sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Salah satunya mengenai teror yang terjadi belakangan ini.

"Tapi tadi Bapak Presiden sudah menyampaikan sangat tegas bahwa pemerintah sudah sangat siap memberikan situasi yang aman pada masyarakat. Karena memang situasi dan kondisi tidak bisa diprediksi," kata Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu (DPN Peradah) Indonesia, Sures Kumar, usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (18/5/2018).

Dia juga menyampaikan kepada Jokowi untuk mendorong Perppu Pemberantasan Terorisme. Namun, Presiden menuturkan, Perppu belum dibutuhkan sementara ini.

"Presiden bilang sementara Perppu belum dibutuhkan karena pemerintah dan DPR sudah mencapai kata sepakat bahwa akhir bulan Mei UU pemberantasan teroris sudah diketok," kata Sures.

Dia juga mengapresiasi langkah Jokowi untuk memberikan izin terkait pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan. Apalagi dia menilai kondisi di Indonesia memang sudah dalam tahap pihak militer terlibat.

"Menurut Presiden dalam revisi UU Pemberantasan Terorisme sudah diatur keterlibatan militer. Sudah cukup baik," ucap Sures.

Pihaknya juga mengundang Jokowi untuk hadir dalam kongres yang diselenggarakan KMHDI dan Peradah. Kongres tersebut akan digelar pada 3 November 2018.

"Kami berharap dan meminta Presiden berkenan hadir dalam kongres atau mahasabha Peradah dan KMHDI. KMHDI akan mahasabha Agustus akhir di Yogyakarta dan Peradah November di Palangkaraya. Kita minta Presiden buka kongres 3 November," ujar Sures.

 

2 dari 2 halaman

Ketimpangan data umat Hindu di Indonesia

Sures menambahkan, dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan keluhannya kepada Jokowi tentang penganut Hindu dalam data Badan Pusat Statistik ( BPS) yang merilis soal data umat Hindu. Dia menjelaskan data yang dirilis BPS tidak sesuai di lapangan.

"Kami sampaikan permasalahan internal umat Hindu, khususnya kekecewaan kami data umat di BPS jauh sekali dibandingkan real di lapangan. Di BPS kita hanya 4.061.200 sekian. Sementara umat Hindu ini kurang lebih ada 11 juta. Yang 6 juta lari ke mana?" kata Sures.

Dia mengatakan, Jokowi terkejut terkait laporan yang disampaikannya. Presiden, pun, kata dia akan segera menindaklanjuti.

"Pak Presiden sedikit terkejut sampaikan data tersebut. Presiden akan cek ke BPS dan memerintahkan segera ditindaklanjuti. Kami sampaikan saja ke presiden. Mudah-mudahan cepat direspons BPS agar tak terlalu jomplang sekali," ungkap Sures.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Selanjutnya: Ketimpangan data umat Hindu di Indonesia