Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise atau Mama Yo mendatangi kampung Astj, Asmat, Papua. Selama dua hari, sejak Jumat 18 Mei hingga Sabtu (19/5/2018) Mama Yo bertemu keluarga di kampung Astj.
Mama Yo menempuh perjalanan sungai dari ibu kota menuju Kabupaten Asmat ke kampung Astj menggunakan speed boat. Perjalanan itupun memakan dua jam dengan kecepatan rata rata 60 km/jam.
Dalam kunjungannya kali ini, Mama Yo konsen terhadap pernikahan dini yang seringkali dipaksakan pihak keluarga terhadap anak perempuannya. Apalagi saat dinikahkan, anak perempuan itu terbilang masih usia sekolah. Belum lagi risiko yang ditimbulkan dari pernikahan dini.
Advertisement
"Ubah budaya patriarki, laki-laki Astj harus melindungi, menyayangi dan memuliakan perempuan," kata Yohana Yembise saat berdialog dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, guru dan anak anak di kampung Astj, Kabupaten Asmat Papua seperti rilis yang diterima Liputan6.com.
Mama Yo melanjutkan, setiap warga Papua berkewajiban untuk membangun desa dengan memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengenyam pendidikan. Budaya kekerasan juga harus segera dihilangkan.
"Begitu juga dengan anak ya, perhatikan kesehatan dan pendidikannya, terutama anak perempuan. Jangan begitu gadis langsung kasih nikah," ungkap Yohana Yembise.
Â
Kekerasan Anak dan Perempuan Tinggi
Angka kekerasan pada perempuan dan anak-anak di Provinsi Papua paling tinggi diantara Provinsi yang lain. Dan sebagian besar masyarakat Astj masih melakukan kekerasan fisik, baik guru kepada murid, orang tua kepada anak maupun suami kepada istri.
Mama Yo pun berpesan agar tindak kekerasan tidak lagi di selesaikan dengan cara adat, denda dan mediasi namun harus ditangani secara hukum.
"Kitong pu tanah ini harus maju, jangan lagi baku pukul," ujar Mama Yo.
Sebelumnya Mama Yo menandatangani launching Kabupaten Asmat menuju Kabupaten Layak Anak di gedung Bumiwiyata Mandala. Ada 24 indikator dan tahapan yang harus dijalani, salah satunya anak anak harus bersekolah, mendapatkan akses kesehatan, gizi yang baik dan perlindungan hak sipil.
"Yang tidak kalah penting, segeralah membuat forum anak agar terlibat di dalam musyawarah perencanaan pembangunan," Mama Yo memungkasi.
Advertisement