Sukses

Moeldoko: Ali Mochtar Ngabalin Banyak Pengalaman dan Jaringan

Moeldoko menegaskan, posisi Ali Mochtar Ngabalin adalah sebagai tenaga ahli utama bukan Juru Bicara Presiden atau Staf Khusus Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengangkat Ali Mochtar Ngabalin sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi. Deputi IV Kantor Staf Presiden ini dipimpin Eko Sulistyo.

Moeldoko menjelaskan, pengangkatan politikus Partai Golkar itu guna membantu Kantor Staf Presiden melakukan fungsi komunikasi politik kepada publik.

"Dia adalah politisi senior yang punya banyak pengalaman dan jaringan. Dia akan membantu mengomunikasikan apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintah," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Moeldoko menegaskan, posisi Ali Mochtar Ngabalin adalah sebagai tenaga ahli utama bukan Juru Bicara Presiden atau Staf Khusus Presiden. Mengenai sikap politik Ali Mochtar selama ini yang berseberangan dengan pemerintah, Moeldoko tak persoalkan.

"Bagi pemerintah, tidak ada yang namanya lawan politik. Semua adalah partner demokrasi," ujar dia.

Selain Ali Mochtar Ngabalin, Moeldoko juga mengangkat sejumlah tenaga profesional lain untuk membantu KSP. Di antaranya, praktisi ekonomi Hari Prasetyo sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III, pengusaha sekaligus programmer aplikasi percakapan buatan dalam negeri Callind, Novi Wahyuningsih sebagai Tenaga Ahli Muda Kedeputian IV, dan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Juri Ardiantoro sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian V.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tenaga Ahli KSP

Politikus Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin mengaku telah ditunjuk sebagai tenaga ahli utama di KSP. "Iya betul, saya jadi tenaga ahli utama KSP," kata Ngabalin saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Ngabalin menuturkan, awalnya dihubungi oleh Staf Khusus Presiden Nico Harjanto. "Pak Nico lalu menyampaikan pesan dari Mensesneg dan mengajak saya membantu pemerintah. Ya saya bilang terima kasih, waktu, tenaga pikiran, ilmu, saya persembahkan ke negara," ucap Ali Mochtar Ngabalin.

Meski dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritik pemerintah, Ngabalin mempunyai alasan mengapa dirinya menerima permintaan bergabung di lingkungan Istana.

"Ya politik itu kan sebetulnya dinamis. Saya pikir teman teman di media tahu, politik itu dinamis dan itulah khasanah politik yang membuat kita menjadi kaya," ucap Ngabalin.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com