Liputan6.com, Sleman Peningkatan aktivitas Gunung Merapi beberapa hari terakhir membuat warga di Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah, mulai was-was. Sejumlah warga memilih untuk mengungsi ke balai desa setempat.
Para pengungsi yang didominasi lansia, perempuan, anak, dan balita, kini mulai mengeluhkan minimnya logistik.
"Peralatan mandi dan selimut anak. Harapannya pemerintah bisa memenuhi kebutuhan para pengungsi," ungkap Saminem, salah satu pengungsi, seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Sabtu (26/5/2018).
Advertisement
Setelah dua kali letusan freatik, Kamis, 24 Mei lalu, dari hasil pantauan petugas di Pos Jrakah Boyolali, kondisi puncak Gunung Merapi tadi pagi relatif tenang. Begitu pula pantauan seismik Merapi yang terpantau landai.
Meski demikian petugas mengimbau warga tenang, namun tetap waspada.
"Saya harap masyarakat jangan panik. Lihat perkembangan Gunung Merapi ke depan," ujar Yuliyanto, petugas pokso Merapi.
Sementara itu, hujan abu akibat letusan freatik beberapa hari lalu mencapai Candi Borobudur, Magelang. Abu yang turun relatif tipis sebab jarak Candi Borobudur ke puncak merapi mencapai 25 kilometer.Â
"Salah satu yang kita khawatirkan adalah keasaman yang tinggi bisa mempercepat pelapukan batu," Kata Kepala Balai Konservasi Candi Borobudur Iskandar Siregar.
Hingga kini wisata Candi Borobudur masih dibuka. Penutupan candi dan komplek wisata dilakukan jika Gunung Merapi mengalami erupsi magmatik besar.