Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 53 orang yang keracunan usai menyantap olahan tutut atau keong sawah saat buka puasa di Bogor, Jumat kemarin, masih dirawat di sejumlah rumah sakit hingga saat ini.
Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat, dari 53 orang yang keracunan tersebut, 24 orang dirawat di Puskesmas Bogor Utara, 10 dirawat di Puskesmas Tanah Sareal, 15 di RSUD Kota Bogor, 1 di RS Mulia, dan 3 orang di RS Azra. Korban sebagian besar adalah anak-anak dan ibu-ibu.
Baca Juga
"Sisanya sebanyak 9 orang sudah dipulangkan, tapi harus rawat jalan," kata Kepala Dinas Kesehatan, Rubaeah, Sabtu (26/8/2018).
Advertisement
Rubaeah mengatakan, puluhan warga Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara ini diketahui keracunan setelah mengalami gejala mual, pusing, muntah, demam tinggi, dan diare setelah menyantap tutut usai buka puasa.
"Mereka makan tutut ada yang hari Rabu malam dan Kamis malam. Tapi mereka mulai berobat Jumat pagi dan terus berdatangan ke puskesmas hingga Jumat malam tadi," terang dia.
Mengingat banyaknya jumlah pasien yang datang, pihak Puskesmas akhirnya merujuk mereka ke beberapa rumah sakit di Kota Bogor.
Hingga saat ini, dia belum mengetahui apakah penyebab keracunan itu berasal dari keong sawah atau bumbu olahan makanan tersebut.
Tetapi sampel makanan sudah diambil petugas kesehatan untuk diuji di laboratorium guna mengetahui penyebab warga mengalami gejala seperti keracunan. "Hasilnya baru ketahuan empat hari kemudian," kata dia.
Â
Penjual Tutut Diperiksa Polisi
Kasubag Humas Polresta Bogor Kota AKP Yuni Astuti mengatakan, polisi masih memeriksa dua orang yaitu Juju, penjual tutut serta Diah yang memasak dan menitipkan olahan tutut kepada Juju.
"Keduanya masih dimintai keterangan penyidik terkait dugaan warga alami keracunan," kata dia.
Petugas polisi dan Dinas Kesehatan telah mengambil sampel berupa cangkang tutut dan kuah bumbu tutut tersebut.
Menurutnya, polisi akan mengambil tindakan sesuai dengan hukum jika menemukan bahwa kejadian itu sebagai tindak kriminal.
Selama bulan Ramadan, Juju biasa berjualan takjil dan tutut di kampung tersebut. Warung dadakan milik Juju kerap ramai pembeli terutama kalangan anak-anak dan ibu rumah tangga.
"Sehari dia bisa menjual olahan tutut sebanyak 80 bungkus seharga Rp 2.000 per bungkus," ungkap Yuni.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement