Liputan6.com, Bogor - Korban dugaan keracunan keong sawah atau tutut di Kota Bogor, Jawa Barat terus bertambah. Tercatat sejak Jumat hingga Sabtu ini korban mencapai 62 orang. 53 orang di antaranya masih dirawat di sejumlah rumah sakit.
Pemerintah Kota Bogor menetapkan, status kasus dugaan keracunan makanan ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Status KLB akan ditetapkan oleh Plt Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, Senin (28/5/2018) lusa.
Baca Juga
"Atas hasil laporan Dinas Kesehatan dan petugas lapangan akan dibuatkan SK KLB Senin lusa," kata Usmar, Sabtu (26/5/2018).
Advertisement
Penetapan status KLB ini, lanjut Usmar, sudah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Salah satunya yakni, korban lebih dari 10 orang dalam peristiwa dan lokasi yang sama.
Selain menetapkan KLB, kata Usmar, dirinya sudah memerintahkan dinas terkait membentuk tim untuk melakukan penanganan korban secara cepat dan segera membawa warga yang terindikasi mengalami gejala serupa.
Tak hanya itu, bagi yang belum tercatat peserta BPJS Kesehatan akan dibantu agar bebas dari seluruh biaya perawatan, seperti di RS Azra, yang tidak menerima pasien BPJS.
"Kalau yang sudah ada BPJS tinggal kita bantu dari segi pelayanan korban, supaya ditangani dengan baik," kata dia.
Sampai Sabtu sore ini, sebanyak 53 korban keracunan masih dirawat intensif di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor. Sementara sembilan pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Dari 53 korban, 24 orang dirawat di Puskesmas Bogor Utara, Puskesmas Tanah Sareal 10 orang, RSUD 15 orang, RS Mulia 1 orang, RS Azra 3 orang.
"Total korban tercatat ada 62 orang. 9 korban sudah pulang. Korban terus bertambah sejak Sabtu dini hari," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah.
Â
Â
Buka Puasa
Diketahui, seluruh korban mulai mengeluhkan pusing, demam, mual, muntah, dan diare sejak Kamis 24 Mei 2018 malam, usai menyantap keong sawah saat buka puasa. Tutut tersebut mereka beli dari seorang pedagang bernama Juju.
"Sebetulnya mereka makan tutut itu hari Rabu dan Kamis. Cuma mereka mulai merasakan sakit parahnya Jumat dini hari. Lalu Jumat pagi mereka berobat," kata dia.
Untuk mengetahui kandungan zat yang ada dalam makanan tersebut, polisi dan petugas kesehatan sudah mengambil dan membawa sampel tutut dan kuah tutut ke Badan Pengawas Obat dan Makanan.
"Hasilnya baru ketahuan empat hari kedepan," kata Rubaeah.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement