Liputan6.com, Jakarta - Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, sepasang suami istri di Malang, Jawa Timur, mampu mendirikan panti asuhan. Untuk membiayai panti asuhannya, mereka rela membuka jasa pijat keliling dan buruh tani. Â
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (28/5/2018), memijat adalah pekerjaan sehari-hari pendiri Yayasan Yatim Piatu dan Sosial Ayu Sri Wahyuni di Desa Kalisari, Kali Pare, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sedangkan suami Ayu, Muhammad Ridwan, menjadi buruh tani. Â
Usai memijat, Ayu, berjalan berkeliling kampung membagikan makanan bagi warga yang kurang mampu. Â
Advertisement
"Saya hanya ingin membantu orang-orang. Saya hidup seribu tahun tetapi tidak bermanfaat untuk orang lain ya buat apa," ujar Ayu. Â
Pada tahun 2011, Ayu bersama suaminya, Muhammad Ridwan, mendirikan Yayasan Yatim Piatu dan Sosial Nasional Ayu. Kini ada 33 orang anak kurang mampu dan delapan manula yang menetap di panti asuhannya. Â
"Baru mendirikan panti, anak dan ibu saya meninggal. Cobaan selalu datang silih berganti. Saya tak tau tujuan hidup saya apa. Semua serba sulit tetapi saya ingat ada Allah," ujar Ayu. Â
Di bulan Ramadan banyak warga sekitar yang datang untuk belajar, mengaji dan ilmu agama. "Saya lihat ada orang yang tidak bisa mengaji ya saya bantu," ujar Ridwan. Â
Perjuangan sepasang suami istri ini tak sia-sia. Banyak warga yang merasakan manfaatnya. "Mereka sangat peduli dengan anak yatim. Janda, panti jompo, dan orang yang tidak punya pekerjaan," ujar Budi, warga Desa Kalisari. Â
Bagi Ayu dan Ridwan, membantu sesama adalah kewajiban yang tak memandang harta dan status sosial. "Saya harap tidak hanya saya saja yang hanya pandangan untuk berbuat baik terhadap sesama," kata Ayu.