Sukses

Soal E-KTP Tercecer, JK: Jangan Khawatir Digunakan Kepentingan Politik

JK meminta masyarakat tidak khawatir terkait insiden e-KTP tercecer di Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat agar tidak perlu khawatir terkait insiden e-KTP tercecer di Bogor, Jawa Barat. Dia yakin seluruh KTP elektronik itu tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan politik apa pun.

"Tidak perlu khawatir dipergunakan (kepentingan politik) itu. Bagaimana bisa manfaatkan. Katakanlah pergi di TPS, fotonya beda dengan orangnya, masih ada pengamannya," kata JK di kantornya, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menyatakan pihaknya sangat berkomitmen e-KTP yang rusak tidak akan digunakan untuk kepentingan politik.

"Saya punya komitmen bahwa data kependudukan KTP itu harus tuntas dan selesai. Saya menjamin, tidak mungkin digunakan untuk kepentingan Pilkada, untuk kepentingan Pemilu dan sebagainya," ucap Tjahjo di kantornya, Jakarta, Senin 28 Mei 2018.

Dia menuturkan, memang ada barang palsu, tapi bukan buatan Indonesia ataupun pihaknya. "Kalau barang palsu banyak. Kemarin ditemukan di DKI itu buatan Kamboja tapi bukan buatan sini. Enggak ada, clear and clean semuanya," ungkap Tjahjo.

Bahkan, politisi PDIP ini berani mempertaruhkan jabatan dan kehormatannya, jika ada yang memalsukan apalagi menggunakan data e-KTP yang rusak atau tidak valid untuk kepentingan politik itu tadi.

 

2 dari 2 halaman

Akui Keterlambatan

Meskipun Tjahjo tak menampik, proses pembuatan e-KTP masih ada yang mengalami keterlambatan.

"Kalau ada masyarakat yang terlambat menerima e-KTP yang kami akui, memang mungkin terlambat prosesnya. Tapi sampai memalsukan, apalagi digunakan Pilkada atau Pileg, saya mempertaruhkan jabatan saya dan kehormatan saya, untuk tidak akan terjadi," tegas Tjahjo.

Dia pun menyebut kejadian tercecernya e-KTP membuat pihaknya melakukan evaluasi terhadap para kinerja staf. Dirinya memaklumi jika ada yang mengaitkan ini dengan politik.

"Saya tanggung jawab secara prinsip, tapi pembenahan di dalam mari, kami akan menata semua. Ini bagi evaluasi kami, bahwa staff asal kerja, enggak hati-hati, enggak sensitif," jelas dia.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: