Sukses

MUI: Islam dan Pancasila Benteng dari Terorisme

Seluruh butir-butir yang terkandung dalam Pancasila merupakan pengamalan dari bahasa Alquran.

Liputan6.com, Jakarta - Radikalisme sebagai akar dari aksi terorisme yang belakangan terjadi di Indonesia justru bisa diperangi dengan pemahaman Islam yang benar. Bersama Pancasila, yang kelahirannya baru diperingati 1 Juni, Islam menjadi benteng dari terorisme.

Hal tersebut disampaikan Ketua MUI Kota Tanjung Balai, KH Syahron Sirait, menanggapi penangkapan sejumlah pelaku teror yang terjadi di Sumut bekalangan ini. Terakhir penangkapan disertai penyitaan bahan peledak juga terjadi di Riau.

KH Syahron menegaskan, pemikiran yang mengaitkan Islam dengan aksi radikalisme seperti teror bom merupakan pemahaman yang keliru. Menurut dia, aksi terorisme tidak dapat dikaitkan dengan Islam, melainkan lebih kepada individu yang salah memahami Islam dan salah menghayati Pancasila sebagai pemersatu bangsa.

"Kalau ada yang mengaitkan Islam dan terorisme, maka dia merupakan orang yang gagal paham tentang Islam dan Pancasila," ungka KH Syahron dalam keterangan tertulis, Minggu (3/6/2018).

“Justru Islam dan Pancasila adalah benteng dari terorisme,” imbuhnya.

Lebih jauh, KH Syahron mengatakan seluruh butir-butir yang terkandung dalam Pancasila merupakan pengamalan dari bahasa Alquran selaku kita suci umat Islam. Karenanya, Pancasila tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam.

"Coba dibuka butir-butir Pancasila itu, itu bahasa Alquran. Coba diteliti, kemanusiaan yang adil dan beradab. Adil itu bahasa Alquran, beradab itu bahasa Alquran. Jadi Pancasila itu tercipta dari Alquran karena yang merumuskannya itu sebagian besar ulama," paparnya.

 

2 dari 2 halaman

Pancasila Tak Bertentangan Islam

Atas alasan ini juga, KH Syahron memastikan bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang sama sekali tidak bertentangan dengan Islam.

"Jangan timbulkan fitnah yang mengatakan Pancasila itu bertentangan dengan Islam. Pancasila dan NKRI itu harga mati. Ulama siap bangkit membela Pancasila dan NKRI," tegasnya.

Secara khusus di Tanjug Balai, menurut KH Syahron, pihak Kementerian Agama sudah melakukan beberapa aksi agar pemahaman umat mengenai kaitan antara Islam dan Pancasila semakin baik. Para penyuluh agama selalu dibekali agar dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat selalu memberikan pengertian tentang Pancasila.

"Kalau sudah mereka paham, sudah bisa diamalkan itu. Kalau Pancasila sudah diamalkan tentu negara kita ini akan aman dan damai," sebutnya.

Pihak MUI Tanjung Balai berharap selain upaya dari pihkanya, kalangan pemerintah juga berperan aktif. Salah satunya dengan memberi pendidikan sejak dini tentang pengamalan Pancasila.

"Kalau bisa, pemerintah mendukung dengan mengadakan pelatihan seperti dulu. P4 dimunculkan kembali kenapa rupanya. PMP kenapa dihilangkan dari pelajaran sekolah? Ini penting agar masyarakat kembali sejak dini bisa memahami Pancasila," demikian KH Syahron.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini: