Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo merupakan salah satu sosok potensial menjadi calon presiden atau wakil presiden. Demokrat akan mengkaji nama Gatot dalam bursa capres-cawapres di Majelis Tinggi Partai usai Pilkada 2018.
Selain Gatot, kata Syarief, Demokrat melihat Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga sebagai nama-nama potensial.
Baca Juga
"Tentunya akan kita bahas semua nama-nama yang berpotensi, menjadi capres dan cawapres kita akan bahas di Majelis Tinggi," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/5).
Advertisement
Syarief mengakui, rekam jejak dan capaian Gatot Nurmantyo selama menjadi Panglima TNI cukup baik. Tapi, dia menyebut Demokrat tidak akan menilai sosok dari satu faktor saja.
"Pak Gatot pada saat jadi panglima bagus. Tapi kan bukan itu saja faktornya. Banyak faktor menjadi konsideran dari partai. Kita lihat saja masih cair sekali," ungkap Syarief.
Soal aksi cium tangan Gatot ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Syarief menilai hal tersebut hanya bentuk kedekatan emosional antara junior ke senior. Apalagi, Gatot pernah menjabat sebagai KSAD di era pemerintahan SBY.
"Yang kedua, di TNI itu ikatan moralnya sangat kuat antara junior dan senior. Antara atasan dan anak buah pasukan. Sangat erat," terangnya.
Untuk itu, anggota Komisi I DPR ini meminta semua pihak untuk tidak menafsirkan macam-macam soal aksi cium tangan Gatot Nurmantyo ke SBY.
"Jadi kemarin momen yang kita saksikan itu menurut saya hubungan emosional antara seorang senior dan junior. Jangan diartikan yang lain-lain dulu lah," klaimnya.
Reporter: Renald Ghiffari
Â
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: