Liputan6.com, Jakarta: Mantan Kapolri yang juga mantan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jendral Pol. Purn. Drs. Kunarto, meninggal dunia Rabu, (28/9) pukul 03:30 WIB. Kunarto meninggal dalam usia 71 tahun, di RS Primer Internastional Surabaya karena sakit.
Menurut informasi Jono Sudianto, mantan staf pribadi Kunarto, jenazahnya akan disemayamkan di PTIK Jakarta, dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Kunarto lahir di Yogyakarta, 8 Juni 1940, adalah mantan Kapolri periode 1991-1993. Sejak masih di bangku SD dia sudah bercita-cita menjadi polisi. Sehingga, begitu tamat SLTA (1961), dia langsung melamar menjadi polisi.
Sesudah itu pada tahun 1961, Kunarto masuk PTIK Angkatan IX dan rampung pada 1970. Setelah menamatkan PTIK, Kunarto langsung ditugaskan menjadi Sepri Panglima Angkatan Kepolisian (1970).
Selama 1971 sampai 1973, Kunarto dipercaya menjabat Dansikko 753 (Kepala Kepolisian Sektor) Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, ditugaskan menjadi Kepala Sekretariat Komdak (Kasetda) Metro Jaya (1973-1975).
Pada tahun inilah Kunarto mengikuti pendidikan di Seskopol, yang kemudian menjadi Sespri Kasops Hankam dengan pangkat Letnan Kolonel (1975-1979). Pada tahap akhir jabatannya di Kasops, dia memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabu-ngan ABRI (Seskogab).
Setamat dari Seskogab, Kunarto mendapat tugas cukup berat, yakni menjadi perwira intelijen di Mabes Hankam/ABRI, yang kemudian diangkat sebagai Ajudan Presiden (1979-1986). Setelah itu menjadi Wakapolda Metro Jaya dengan pangkat Brigjen (1986), Kapolda Sumatera Utara (1987-1989), dan menjabat Kapolda Nusa Tenggara berpangkat Mayjen (1989-1990). Kunarto pun menjadi semakin matang dalam memimpin para anggotanya.
Setelah 11 bulan menjadi Kapolda Nusra, pada 1990 diangkat menjadi Askamtibmas Kasum ABRI. Akhirnya, pada 20 Februari 1991, Kunarto yang waktu itu berpangkat Letjen, dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri, di Istana Negara.
Masa kepemimpinan Kunarto, dinamika masyarakat Indonesia ditandai oleh berbagai kemajuan sosial, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan nasional.
Pada 1967, Kunarto menyunting gadis sedesanya yang bernama Warsiyah. Pasangan Kunarto-Warsiyah dikaruniai dua orang anak laki-laki, masing-masing bernama Rino Adi Kuswaryono dan Hariadi Kuswaryono.
Kunarto juga mendapat kepercayaan dari Pemerintah untuk mengemban tugas sebagai Wakil Ketua BPKP, saat ketuanya dijabat oleh J.B. Sumarlin. Sedangkan dalam dunia keolahragaan, Kunarto aktif menjadi Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). (wikipedia/mla)
Menurut informasi Jono Sudianto, mantan staf pribadi Kunarto, jenazahnya akan disemayamkan di PTIK Jakarta, dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Kunarto lahir di Yogyakarta, 8 Juni 1940, adalah mantan Kapolri periode 1991-1993. Sejak masih di bangku SD dia sudah bercita-cita menjadi polisi. Sehingga, begitu tamat SLTA (1961), dia langsung melamar menjadi polisi.
Sesudah itu pada tahun 1961, Kunarto masuk PTIK Angkatan IX dan rampung pada 1970. Setelah menamatkan PTIK, Kunarto langsung ditugaskan menjadi Sepri Panglima Angkatan Kepolisian (1970).
Selama 1971 sampai 1973, Kunarto dipercaya menjabat Dansikko 753 (Kepala Kepolisian Sektor) Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, ditugaskan menjadi Kepala Sekretariat Komdak (Kasetda) Metro Jaya (1973-1975).
Pada tahun inilah Kunarto mengikuti pendidikan di Seskopol, yang kemudian menjadi Sespri Kasops Hankam dengan pangkat Letnan Kolonel (1975-1979). Pada tahap akhir jabatannya di Kasops, dia memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabu-ngan ABRI (Seskogab).
Setamat dari Seskogab, Kunarto mendapat tugas cukup berat, yakni menjadi perwira intelijen di Mabes Hankam/ABRI, yang kemudian diangkat sebagai Ajudan Presiden (1979-1986). Setelah itu menjadi Wakapolda Metro Jaya dengan pangkat Brigjen (1986), Kapolda Sumatera Utara (1987-1989), dan menjabat Kapolda Nusa Tenggara berpangkat Mayjen (1989-1990). Kunarto pun menjadi semakin matang dalam memimpin para anggotanya.
Setelah 11 bulan menjadi Kapolda Nusra, pada 1990 diangkat menjadi Askamtibmas Kasum ABRI. Akhirnya, pada 20 Februari 1991, Kunarto yang waktu itu berpangkat Letjen, dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri, di Istana Negara.
Masa kepemimpinan Kunarto, dinamika masyarakat Indonesia ditandai oleh berbagai kemajuan sosial, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan nasional.
Pada 1967, Kunarto menyunting gadis sedesanya yang bernama Warsiyah. Pasangan Kunarto-Warsiyah dikaruniai dua orang anak laki-laki, masing-masing bernama Rino Adi Kuswaryono dan Hariadi Kuswaryono.
Kunarto juga mendapat kepercayaan dari Pemerintah untuk mengemban tugas sebagai Wakil Ketua BPKP, saat ketuanya dijabat oleh J.B. Sumarlin. Sedangkan dalam dunia keolahragaan, Kunarto aktif menjadi Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). (wikipedia/mla)